Tiga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh melalui program kreativitas mahasiswa bidang riset eksakta (PKM-RE) berhasil menciptakan alat membran anti fouling untuk membersihkan air yang tercemar zat organik.

"Alhamdulillah kita berhasil menciptakan membran antifouling dengan teknik terbaru untuk purifikasi air tercemar zat organik," kata Mahasiswa USK Banda Aceh, Muhammad Azharry, di Banda Aceh, Jumat.

Tim peneliti tersebut terdiri dari tiga mahasiswa yakni Muhammad Azharry, Miftahul Arzaq dan Haziqia Aulia Putri. Ketiganya merupakan mahasiswa program studi Teknik Kimia USK Banda Aceh, mereka dibawah bimbingan guru besar USK Banda Aceh, Prof Nasrul.

Penelitian mereka itu sudah berjalan selama empat bulan (April-Juli) di Laboratorium Material dan Polimer, Jurusan Teknik Kimia perguruan tinggi setempat.

Azharry mengatakan, riset tersebut dilatarbelakangi dari kualitas air sungai di Indonesia, Aceh secara khususnya yang kurang baik akibat dampak pencemaran.

Kemudian, juga diperburuk dengan  ketidakmampuan teknologi konvensional untuk mengurangi polutan dalam air. 

"Karena itu, kami berinisiatif untuk menciptakan teknologi terbaru untuk menyisihkan polutan nya," ujarnya.

Dirinya menjelaskan, pembuatan membran tersebut dilakukan dengan  menggunakan teknik vapor-non solvent induced phase separation (VNIPS). 

Di mana, teknik ini merupakan gabungan dari dua metode pembuatan membran yakni vapor induced phase separation (VIPS) dan non-solvent induced phase separation (NIPS).

Metode tersebut, dapat mengurangi cacat pori pada membran, bisa meningkatkan sifat antifouling serta memberikan fitur asimetris pada membran.

"Terungkap, dari hasil penelitian bahwa membran yang telah diciptakan oleh itu berhasil memisahkan polutan zat organic sebesar 80 persen dari nilai awal," kata Azharry.

Dalam kesempatan ini, Dosen Pembimbing, Prof Dr Nasrul menyampaikan, berkat dukungan pendanaan program kreativitas mahasiswa dari Kemendikbud Ristek itu, pihaknya dapat memfasilitasi aktualisasi kreativitas serta inovasi mahasiswa USK Banda Aceh. 

"Keberhasilan ini mencerminkan sinergi positif antara kebijakan pendanaan pemerintah, institusi pendidikan tinggi, dan semangat inovasi mahasiswa dalam menghasilkan solusi berbasis riset yang relevan," demikian Prof Nasrul.
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024