Aceh impor dominasi mesin mekanik

Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyebut, selama Juni 2017 mesin-mesin atau pesawat mekanik mendominasi impor daerah itu dengan nilai 7,06 juta dolar AS.

"Nilai impor komoditas non migas (minyak dan gas bumi) Juni 7,26 juta dolar AS. Di antaranya, 7,06 juta dolar AS adalah mesin-mesin/pesawat mekanik," kata Kepala BPS Aceh, Wahyuddin di Banda Aceh, Jumat.

Selain kelompok komoditas mesin mekanik dengan kode HS 84, lanjutnya, tercatat tiga komoditas laing yang diimpor yakni garam, belerang, kapur atau HS 25 sebesar 199.200 dolar AS.

Lalu mesin atau peralatan listrik dengan kode impor HS 85 senilai 355 dolar AS, dan terakhir plastik dan barang dari plastik kode impor HS 39 tercatat 105 dolar AS.

"Tidak ada komoditas migas yang diimpor pada bulan Juni 2017," katanya.     

    

Dia berujar, negara asal impor masih dari Tiongkok karena merupakan pasokan barang impor terbesar di bulan Juni sebesar 4,61 juta dolar AS.

Menyusul negara Korea Selatan 2,45 juta dolar AS, diikuti negara Thailand sebesar 199.348 dolar AS, dan terakhir negara Singapura 180 dolar AS.

Tercatat mulai Januari sampai Juli 2017 dengan total impor kelompok komoditas non migas 16,99 juta dolar AS, sedangkan Januari hingga Juli 2016 sebesar 10,82 juta dolar AS.

"Kalau kami bandingkan dengan tahun lalu, maka terjadi kenaikan nilai imporsebesar 6,16 juta dolar AS," terang Wahyuddin.

Sairi Hasbullah, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS menyebut, hingga Mei 2017 terjadi kenaikan impor secara "month to month" sebesar 15,67 persen menjadi 13,82 miliar dolar AS.

Dari tahun ke tahun nilai impor sepanjang bulan Mei tumbuh sebesar 24,03 persen. Impor di sektor migas tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,54 persen dibanding April dari 1,65 miliar dolar AS menjadi 1,82 miliar dolar AS.

Sementara itu, impor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 16,49 persen secara "month to month" dari 10,3 miliar dolar AS menjadi 12 miliar dolar AS, terangnya.