Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian di Aceh pada semester I tahun 2017 tumbuh cukup positif sebesar 3,67 persen.

Kepala BPS Aceh Wahyuddin di Banda Aceh, Senin, mengatakan pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali industri pengolahan dan konstruksi.

"Bila dengan migas (minyak dan gas bumi) tercatat tumbuh 3,67 persen, tapi jika kita keluarkan migas cuma tumbuh sebesar 3,54 persen," katanya menjelaskan.

Namun, lanjut dia, angka tersebut masih jauh berada di bawah pertumbuhan ekonomi secara nasional pada semester I tahun 2017 yang tumbuh 5,01 persen.

Pihaknya menyebutkan, pertumbuhan tertinggi dicatat oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 26,10 persen.

Lalu diikuti jasa keuangan dan asuransi 9,76 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,68 persen.

"Untuk pertumbuhan tambang dan penggalian, merupakan yang tertinggi. Mulai meningkatnya produksi migas dan batubara, karena seiring membaiknya harga jual sejak akhir tahun lalu," ucap dia.

Wahyuddin mengatakan, kategori jasa keuangan dewasa ini juga meningkat cukup tajam terutama di triwulan kedua tahun ini karena beberapa kegiatan nasional di Aceh.

"Beberapa kegiatan nasional seperti di April dan Mei, telah mendorong pertumbuhan penyediaan akomodasi, transportasi, makan minum, dan jasa lain," katanya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi pada semester I tahun 2017 tercatat sebesar 5,01 persen.  
    
"Harus kita akui bahwa angka 5,01 persen ini masih di bawah ekspektasi. Namun, saya bilang pertumbuhan 5,02 persen ini bagus," ujarnya.

Ia beralasan, mempertimbangkan perekonomian global belum jelas, dan di tengah penurunan harga beberapa komoditas.

Pihaknya menyarankan perlu diperhatikan untuk selanjutnya adalah kondisi perekonomian baik global maupun domestik.

"Kita harus berupaya memperhatikan berbagai kendala yang dihadapi," katanya.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017