Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh menggambar potret kerukunan umat beragama di provinsi berjulukan Serambi Mekkah itu lewat sebuah film yang berjudul Harmony of Aceh.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh Ahmad Yani di Banda Aceh, Rabu, mengatakan film Harmony of Aceh ini merupakan kondisi nyata yang terlihat di Aceh saat ini, yaitu masyarakat hidup dengan penuh keberagaman dan toleransi.
“Hari ini adalah sejarah baru bagi Kanwil Kemenag Aceh. Film kerukunan umat beragama, ini adalah bentuk visualisasi yang terjadi di Aceh saat sekarang ini,” katanya.
Ahmad Yani meluncurkan secara langsung film yang berjudul Harmony of Aceh; Memaknai dan Menghormati itu di ruang teater Landmark Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh.
Film pendek tersebut diperankan oleh Nyak Intan seorang wanita Muslim dan Monica Malau yang merupakan pemeluk agama Katolik.
Dalam cuplikan, keduanya berkenalan di sebuah warung kopi, lalu berteman akrab. Intan kemudian mengajak Monica keliling melihat pusat ibu kota, bahkan juga mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman.
Dari pelataran masjid kebanggaan rakyat Aceh ini, Intan juga tampak memakaikan Monica kerudung warna hitam, sebagai salah satu syarat memasuki pekarangan masjid.
Baca: Film karya anak Aceh bakal tayang perdana pada festival film internasional
Melalui film ini, kata Ahmad Yani, Kemenag ingin menunjukkan bahwa Aceh merupakan daerah yang sejuk, nyaman, tidak seperti yang digambarkan oleh orang-orang luar Aceh yang tidak mengerti akan Aceh sesungguhnya.
“Di dalam keberagaman kita saling menghargai, saling toleransi, kita wujudkan di negeri Serambi Mekkah ini. Film ini adalah wujud nyata keberagaman yang ada di Aceh,” ujarnya.
Rencananya, film pendek ini akan dapat ditonton masyarakat umum pada Hari Toleransi Internasional atau International Tolerance Day yakni pada 16 November mendatang.
Produser Film Harmony of Aceh Ahsan Khairuna mengatakan film ini merupakan ikhtiar mereka dalam upaya memperkuat moderasi beragama di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu.
"Film ini memotret keberagaman dan kerukunan di Serambi Mekkah," kata Ahsan.
Di sisi lain, Sutradara Film Harmony of Aceh Subur Dani menyebut film tersebut juga bertujuan untuk memberi gambaran bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Aceh.
"Ini bisa menjadi satu referensi bagi wisatawan yang akan ke Aceh. Karena selama ini masih banyak orang-orang di luar sana belum mendapat informasi utuh tentang harmonisasi di Aceh," kata Subur.
Baca: Gubernur dukung kisah Laksamana Malahayati diangkat ke film
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh Ahmad Yani di Banda Aceh, Rabu, mengatakan film Harmony of Aceh ini merupakan kondisi nyata yang terlihat di Aceh saat ini, yaitu masyarakat hidup dengan penuh keberagaman dan toleransi.
“Hari ini adalah sejarah baru bagi Kanwil Kemenag Aceh. Film kerukunan umat beragama, ini adalah bentuk visualisasi yang terjadi di Aceh saat sekarang ini,” katanya.
Ahmad Yani meluncurkan secara langsung film yang berjudul Harmony of Aceh; Memaknai dan Menghormati itu di ruang teater Landmark Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh.
Film pendek tersebut diperankan oleh Nyak Intan seorang wanita Muslim dan Monica Malau yang merupakan pemeluk agama Katolik.
Dalam cuplikan, keduanya berkenalan di sebuah warung kopi, lalu berteman akrab. Intan kemudian mengajak Monica keliling melihat pusat ibu kota, bahkan juga mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman.
Dari pelataran masjid kebanggaan rakyat Aceh ini, Intan juga tampak memakaikan Monica kerudung warna hitam, sebagai salah satu syarat memasuki pekarangan masjid.
Baca: Film karya anak Aceh bakal tayang perdana pada festival film internasional
Melalui film ini, kata Ahmad Yani, Kemenag ingin menunjukkan bahwa Aceh merupakan daerah yang sejuk, nyaman, tidak seperti yang digambarkan oleh orang-orang luar Aceh yang tidak mengerti akan Aceh sesungguhnya.
“Di dalam keberagaman kita saling menghargai, saling toleransi, kita wujudkan di negeri Serambi Mekkah ini. Film ini adalah wujud nyata keberagaman yang ada di Aceh,” ujarnya.
Rencananya, film pendek ini akan dapat ditonton masyarakat umum pada Hari Toleransi Internasional atau International Tolerance Day yakni pada 16 November mendatang.
Produser Film Harmony of Aceh Ahsan Khairuna mengatakan film ini merupakan ikhtiar mereka dalam upaya memperkuat moderasi beragama di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu.
"Film ini memotret keberagaman dan kerukunan di Serambi Mekkah," kata Ahsan.
Di sisi lain, Sutradara Film Harmony of Aceh Subur Dani menyebut film tersebut juga bertujuan untuk memberi gambaran bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Aceh.
"Ini bisa menjadi satu referensi bagi wisatawan yang akan ke Aceh. Karena selama ini masih banyak orang-orang di luar sana belum mendapat informasi utuh tentang harmonisasi di Aceh," kata Subur.
Baca: Gubernur dukung kisah Laksamana Malahayati diangkat ke film
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024