Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh melatih sejumlah jurnalis Aceh dalam rangka memperkuat pemberitaan yang inklusif terhadap kelompok marginal dalam kontestasi Pilkada Aceh 2024.
"Pelatihan ini penting agar jurnalis mampu menciptakan ruang demokrasi yang adil dan inklusif bagi semua pihak, terutama kelompok marjinal," kata Ketua AJI Banda Aceh, Reza Munawir, di Banda Aceh, Minggu.
Pelatihan bertema Cek Fakta Pilkada Aceh 2024 yang berlangsung pada 15-17 November di MJC AJI Banda Aceh itu menghadirkan tiga narasumber yakni Juli Amin (Korwil Sumatera AJI Indonesia), Syifa Urrachmah, (Guru dengan disabilitas), dan Raihal Fajri (Direktur Katahati Institute).
Reza mengatakan, pembekalan ini guna meningkatkan kapasitas jurnalis untuk menyuarakan isu-isu kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan komunitas adat yang kerap terpinggirkan dalam setiap pesta demokrasi.
Selain itu, AJI Banda Aceh juga mendorong jurnalis dan media terus melakukan cek fakta informasi, terutama terkait isu marginal yang sering ditemukan pada setiap momen Pilkada.
Reza berharap, pelatihan peningkatan kapasitas ini menjadi bekal untuk memperbaiki kualitas informasi selama Pilkada, sehingga isu-isu penting selama Pilkada Aceh 2024 dapat diberitakan secara inklusif dan transparan.
“Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga memastikan suara setiap warga negara, termasuk mereka yang berada di kelompok marjinal harus didengar dan diperhitungkan,” ujar Reza.
Dalam kesempatan ini, Juli Amin memberikan penguatan materi yang mencakup teknik menggali narasi para calon Gubernur Aceh perihal kelompok marginal, menghindari stigma dalam pemberitaan, serta cara memanfaatkan data guna mendukung isu-isu relevan.
“Karena selama ini isu-isu terhadap kelompok marjinal kerap dimanfaatkan sebagai topik dalam berkampanye, sehingga media didorong untuk menyajikan fakta sebenarnya. Tidak hanya terpaku pada pernyataan politik,” katanya.
Sementara itu, Syifa Urrachmah menuturkan bahwa isu marginal terkait disabilitas selama ini hanya menjadi pemanis citra politisi saat musim kampanye.
“Disabilitas kayak alat yang dijadikan untuk Pilkada. Janjinya pasti nanti disabilitas kami rangkul, dikasih pekerjaan, dan diberi akses pendidikan. Tapi faktanya tidak ada,” demikian Syifa Urrachmah.
Baca juga: Reza Munawir-Zuhri Noviandi pimpin AJI Banda Aceh 2024-2027
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Pelatihan ini penting agar jurnalis mampu menciptakan ruang demokrasi yang adil dan inklusif bagi semua pihak, terutama kelompok marjinal," kata Ketua AJI Banda Aceh, Reza Munawir, di Banda Aceh, Minggu.
Pelatihan bertema Cek Fakta Pilkada Aceh 2024 yang berlangsung pada 15-17 November di MJC AJI Banda Aceh itu menghadirkan tiga narasumber yakni Juli Amin (Korwil Sumatera AJI Indonesia), Syifa Urrachmah, (Guru dengan disabilitas), dan Raihal Fajri (Direktur Katahati Institute).
Reza mengatakan, pembekalan ini guna meningkatkan kapasitas jurnalis untuk menyuarakan isu-isu kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan komunitas adat yang kerap terpinggirkan dalam setiap pesta demokrasi.
Selain itu, AJI Banda Aceh juga mendorong jurnalis dan media terus melakukan cek fakta informasi, terutama terkait isu marginal yang sering ditemukan pada setiap momen Pilkada.
Reza berharap, pelatihan peningkatan kapasitas ini menjadi bekal untuk memperbaiki kualitas informasi selama Pilkada, sehingga isu-isu penting selama Pilkada Aceh 2024 dapat diberitakan secara inklusif dan transparan.
“Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga memastikan suara setiap warga negara, termasuk mereka yang berada di kelompok marjinal harus didengar dan diperhitungkan,” ujar Reza.
Dalam kesempatan ini, Juli Amin memberikan penguatan materi yang mencakup teknik menggali narasi para calon Gubernur Aceh perihal kelompok marginal, menghindari stigma dalam pemberitaan, serta cara memanfaatkan data guna mendukung isu-isu relevan.
“Karena selama ini isu-isu terhadap kelompok marjinal kerap dimanfaatkan sebagai topik dalam berkampanye, sehingga media didorong untuk menyajikan fakta sebenarnya. Tidak hanya terpaku pada pernyataan politik,” katanya.
Sementara itu, Syifa Urrachmah menuturkan bahwa isu marginal terkait disabilitas selama ini hanya menjadi pemanis citra politisi saat musim kampanye.
“Disabilitas kayak alat yang dijadikan untuk Pilkada. Janjinya pasti nanti disabilitas kami rangkul, dikasih pekerjaan, dan diberi akses pendidikan. Tapi faktanya tidak ada,” demikian Syifa Urrachmah.
Baca juga: Reza Munawir-Zuhri Noviandi pimpin AJI Banda Aceh 2024-2027
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024