Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan banjir melanda enam desa atau gampong di tiga kecamatan di Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, mulai surut.
"Kondisi terakhir air sudah mulai surut," kata Kepala Pelaksana BPBA Teuku Nara Setia di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan banjir mulai terjadi di Kota Subulussalam pada Sabtu (16/11/) sekira pukul 22.26 WIB.
Awalnya, daerah yang terdampak meliputi Desa Jabi-Jabi dan Namo Buaya di Kecamatan Sultan Daulat serta Desa Danau Tras di Kecamatan Simpang Kiri.
Kemudian, pada Minggu (17/11) banjir meluas ke Desa Sigrun dan Suka Maju, Kecamatan Sultan Daulat serta Desa Muara Batu-Batu, Kecamatan Rundeng.
Kata Teuku Nara Setia, banjir tersebut dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi lama yang melanda Kota Subulussalam, sehingga mengakibatkan meluapnya sungai Lae Souraya.
"Di Desa Jabi-jabi, Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam dengan ketinggian air sekitar 30 - 150 centimeter," ujarnya.
Selain merendam rumah penduduk, peristiwa banjir ini juga merendam jalan nasional Subulussalam - Tapaktuan.
Korban terdampak sebanyak 145 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Sultan Daulat dan sebanyak 30 KK di Kecamatan Simpang Kiri. Sedang pengungsi masih dalam pendataan.
BPBD Kota Subulussalam telah melakukan pengawasan dan pendataan warga serta melakukan pemantauan terhadap debit air banjir, termasuk menyiagakan personel tim reaksi cepat tetap berada di lokasi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat saat ini wilayah Aceh sudah sepenuh memasuki musim penghujan, sehingga warga diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Kondisi terakhir air sudah mulai surut," kata Kepala Pelaksana BPBA Teuku Nara Setia di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan banjir mulai terjadi di Kota Subulussalam pada Sabtu (16/11/) sekira pukul 22.26 WIB.
Awalnya, daerah yang terdampak meliputi Desa Jabi-Jabi dan Namo Buaya di Kecamatan Sultan Daulat serta Desa Danau Tras di Kecamatan Simpang Kiri.
Kemudian, pada Minggu (17/11) banjir meluas ke Desa Sigrun dan Suka Maju, Kecamatan Sultan Daulat serta Desa Muara Batu-Batu, Kecamatan Rundeng.
Kata Teuku Nara Setia, banjir tersebut dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi lama yang melanda Kota Subulussalam, sehingga mengakibatkan meluapnya sungai Lae Souraya.
"Di Desa Jabi-jabi, Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam dengan ketinggian air sekitar 30 - 150 centimeter," ujarnya.
Selain merendam rumah penduduk, peristiwa banjir ini juga merendam jalan nasional Subulussalam - Tapaktuan.
Korban terdampak sebanyak 145 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Sultan Daulat dan sebanyak 30 KK di Kecamatan Simpang Kiri. Sedang pengungsi masih dalam pendataan.
BPBD Kota Subulussalam telah melakukan pengawasan dan pendataan warga serta melakukan pemantauan terhadap debit air banjir, termasuk menyiagakan personel tim reaksi cepat tetap berada di lokasi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat saat ini wilayah Aceh sudah sepenuh memasuki musim penghujan, sehingga warga diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024