Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh melaporkan telah terjadi 12 gempa susulan setelah gempa tektonik berkekuatan M5,2 yang mengguncang Aceh Besar pada Minggu pagi pukul 09.58 WIB.
“Pascagempa tersebut kami mencatat terjadi 12 gempa susulan dimulai dari jam 10.44 WIB sampai yang terakhir tadi 12.22 WIB berkisar dari M2,8 hingga M1,4,” kata Staf Observer Stasiun Geofisika BMKG Aceh, Rilza Nur Akbar, di Aceh Besar, Minggu.
Rilza menjelaskan bahwa gempa bumi terjadi terletak pada koordinat 5,55° LU; 95,47° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 16 km arah timur laut Banda Aceh pada kedalaman 12 km. Gempa ini termasuk jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas Sesar Seulimeum.
“Sesar Seulimeum sendiri merupakan salah satu sesar yang ada di Provinsi Aceh dan bermula dari daerah Seulimeum hingga menuju Pulau Weh atau Sabang dan memiliki mekanisme pergerakan geser turun,” katanya.
Baca juga: Fakta di gempa Myanmar, bencana terbesar abad ini
Dia menyampaikan bahwa pergerakan sesar ini merupakan fenomena yang normal terjadi. Namun, guncangan dengan magnitudo lebih dari 5 menunjukkan bahwa pergerakan sesar tersebut jarang terjadi.
“Pergerakan sesar memang lazim terjadi, biasanya semakin tinggi magnitudonya artinya intensitasnya lebih jarang terjadi,” katanya.
Banda Aceh sendiri diapit oleh dua patahan aktif, yaitu Segmen Aceh dan Segmen Seulimeum. Kedua segmen ini merupakan bagian dari Patahan Sumatra yang membentang dari Teluk Semangko, Lampung, hingga Provinsi Aceh.
Dari Tangse, Pidie, Patahan Sumatra terpecah menjadi dua segmen. Segmen Aceh membentang dari Indrapuri, Mata Ie, Pulau Breueh, hingga Pulau Nasi, sementara Segmen Seulimeum melintasi Seulimeum, Krueng Raya, hingga Sabang.
Rilza menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Guncangan dirasakan di Banda Aceh dan Aceh Besar dengan intensitas IV MMI.
Guncangan juga dapat dirasakan di Pidie, Pidie Jaya, Sabang, dengan intensitas II-III MMI, serta Aceh Jaya, Aceh Tengah, Bireuen, dan Lhokseumawe dengan intensitas II MMI.
“Akibat dangkal dan radiusnya dekat, guncangannya mungkin akan terasa seperti truk yang berlalu,” katanya.
Akibat dari gempa tersebut, seorang warga di Banda Aceh bernama Jopi dilaporkan oleh Yayasan Blood For Life Donation (BFLF) mengalami cedera pinggang akibat jatuh saat berusaha menyelamatkan diri dari lantai dua indekosnya di Jalan Senangin, Lampriet, Banda Aceh.
Saat ini, korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) untuk mendapatkan perawatan.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 goyang Banda Aceh jelang shalat tarawih