Pengamat Politik Aceh yang juga Akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe T Kemal Pasha menyatakan pengulangan debat kandidat paslon Gubernur Aceh yang telah dihentikan akibat kericuhan sudah tidak tepat, apalagi telah terbangun kultur permusuhan.
"Masalahnya mengulang untuk debat ketiga menjadi tidak prospektif untuk dua hal," kata T Kemal Pasha yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Dirinya mengatakan, tidak perlunya pengulangan debat kandidat tersebut, pertama karena anggarannya sudah dikeluarkan, dan tentunya harus mencari justifikasi anggaran yang sudah ada.
Kemudian, lanjut Kemal, pengulangan dinilai tidak tepat juga karena sudah terbangunnya kultur permusuhan, belum lagi banyaknya perdebatan antar pendukung termasuk melalui media sosial.
"Saya melihat ada potensi semakin tidak kondusif ketika debat yang gagal ini sudah membangun persepsi, baik kepada paslon maupun kepada tim pendukung," ujarnya.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan debat kandidat tersebut penting untuk memberikan pandangan kepada masyarakat yang belum memiliki pilihan pasti.
Baca: Dipicu alat di baju Bustami, Debat kandidat Cagub Aceh dihentikan akibat ricuh
"Debat kemarin penting untuk 8-10 persen undecided voters (pemilih yang ragu-ragu). Karena sebagian besar pemilih sudah memiliki keyakinan siapa yang akan dipilih," katanya.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga menuturkan kegagalan debat kandidat paslon Gubernur Aceh lebih kepada tingkat profesionalitas KIP Aceh, seharusnya kejadian seperti itu dapat diantisipasi.
"Debat yang lalu menjadi masalah profesionalitas KIP, karena dengan biaya yang sedemikian besar, seharusnya ada antisipasi sehingga tidak harus kisruh seperti itu," demikian T Kemal Pasha.
Seperti diketahui, debat kandidat ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Pilkada 2024 sempat terjadi kericuhan, akhirnya kegiatan adu ide dan gagasan tersebut dihentikan, Selasa malam sekitar pukul 20.50 WIB (19/11).
Kericuhan tersebut terjadi saat pasangan calon nomor urut 1 Bustami Hamzah - M Fadhil Rahmi menyampaikan visi-misi nya. Karena kondisi tidak kondusif, pasangan ini tidak lagi melanjutkan bacaannya.
Peristiwa ini terjadi ketika Bustami membacakan visi-misi, kemudian sejumlah pendukung pasangan nomor urut 2 (Mualem - Dek Fadh) naik ke panggung debat.
Para pendukung Mualem-Dek Fadh naik ke atas panggung karena memprotes dugaan adanya alat elektronik berupa microphone/clip on yang terpasang di kerah baju Bustami.
Baca: Polda Aceh kerahkan 350 personel amankan debat publik paslon gubernur
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Masalahnya mengulang untuk debat ketiga menjadi tidak prospektif untuk dua hal," kata T Kemal Pasha yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Dirinya mengatakan, tidak perlunya pengulangan debat kandidat tersebut, pertama karena anggarannya sudah dikeluarkan, dan tentunya harus mencari justifikasi anggaran yang sudah ada.
Kemudian, lanjut Kemal, pengulangan dinilai tidak tepat juga karena sudah terbangunnya kultur permusuhan, belum lagi banyaknya perdebatan antar pendukung termasuk melalui media sosial.
"Saya melihat ada potensi semakin tidak kondusif ketika debat yang gagal ini sudah membangun persepsi, baik kepada paslon maupun kepada tim pendukung," ujarnya.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan debat kandidat tersebut penting untuk memberikan pandangan kepada masyarakat yang belum memiliki pilihan pasti.
Baca: Dipicu alat di baju Bustami, Debat kandidat Cagub Aceh dihentikan akibat ricuh
"Debat kemarin penting untuk 8-10 persen undecided voters (pemilih yang ragu-ragu). Karena sebagian besar pemilih sudah memiliki keyakinan siapa yang akan dipilih," katanya.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga menuturkan kegagalan debat kandidat paslon Gubernur Aceh lebih kepada tingkat profesionalitas KIP Aceh, seharusnya kejadian seperti itu dapat diantisipasi.
"Debat yang lalu menjadi masalah profesionalitas KIP, karena dengan biaya yang sedemikian besar, seharusnya ada antisipasi sehingga tidak harus kisruh seperti itu," demikian T Kemal Pasha.
Seperti diketahui, debat kandidat ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Pilkada 2024 sempat terjadi kericuhan, akhirnya kegiatan adu ide dan gagasan tersebut dihentikan, Selasa malam sekitar pukul 20.50 WIB (19/11).
Kericuhan tersebut terjadi saat pasangan calon nomor urut 1 Bustami Hamzah - M Fadhil Rahmi menyampaikan visi-misi nya. Karena kondisi tidak kondusif, pasangan ini tidak lagi melanjutkan bacaannya.
Peristiwa ini terjadi ketika Bustami membacakan visi-misi, kemudian sejumlah pendukung pasangan nomor urut 2 (Mualem - Dek Fadh) naik ke panggung debat.
Para pendukung Mualem-Dek Fadh naik ke atas panggung karena memprotes dugaan adanya alat elektronik berupa microphone/clip on yang terpasang di kerah baju Bustami.
Baca: Polda Aceh kerahkan 350 personel amankan debat publik paslon gubernur
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024