Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue menyebutkan angka stunting di kabupaten kepulauan tersebut turun jika dibandingkan tahun lalu.
Pejabat fungsional penyuluh kesehatan ahli muda Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue di Simeulue, Kamis, mengatakan angka stunting pada 2023 mencapai 675 anak atau 10 persen dari jumlah sasaran sebanyak 6.909 orang, turun menjadi 537 anak hingga Oktober 2024 atau 8,8 persen.
"Angka tersebut turun setelah dilakukan penanganan yang komprehensif melibatkan semua pihak terkait serta program-program menyasar langsung kepada anak yang menjadi sasaran," katanya.
Nurhadini menyebutkan angka sasaran stunting di Simeulue paling banyak saat ini berada di Kecamatan Simeulue Timur sebanyak 2009 orang, kemudian Kecamatan Simeulue Barat, sebanyak 940 orang.
"Serta Kecamatan Teupah Selatan, sebanyak 663 orang, sedangkan kecamatan lainnya di Simeulue jumlah sasarannya berada di angka 500 ke bawah. Rata-rata kecamatan di Simeulue ada ratusan angka stunting, namun paling banyak berada di tiga kecamatan tersebut," ujar Nurhadini.
Nurhadini mengatakan upaya penurunan angka stunting di Simeulue ini berkat kerja sama dan dukungan dari semua pihak. Termasuk Pemerintah Aceh yang terus melakukan berbagai cara menurunkan stunting di Pulau Simeulue.
Baca: Kejati Aceh terus lanjutkan program penanganan stunting
Nurhadini menyebutkan ada beberapa strategi dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Yakni dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pola asuh anak di lingkungan rumah tangga.
Kemudian, pencegahan dan penanganan stunting kepada wanita usia subur, ibu hamil, ibu dengan balita, serta pengasuh anak. Termasuk memberikan pemahaman kepada kaum bapak tentang pola asuh anak yang baik.
"Serta pemberian makanan bergizi serta pemahaman gizi melalui menu yaitu karbohidrat, protein hewani, protein hewan dan sayuran. Strategi tersebut berhasil menurunkan angka stunting di Simeulue. Selain itu ada pemberian makanan bergizi melalui kader posyandu di setiap desa," kata Nurhadini.
Menurut Nurhadini, ada beberapa kendala dalam penanganan stunting. Di antaranya anggaran yang disediakan terbatas. Selain itu beberapa kendala lainnya masyarakat tidak menerima jika anaknya masuk dalam status Stunting.
Masyarakat tidak menerima menu PMT yang sudah sesuai dengan regulasi, tidak tepat sasaran dalam pemberian PMT, seringnya pergantian petugas/kader posyandu. Serta tidak dilakukan kalibrasi alat antropometri sebelum digunakan
"Meski demikian kami tetap berupaya keras menurunkan angka stunting di Simeulue ini, dengan segenap kemampuan yang kami miliki," pungkas Nurhadini.
Baca: Pj Gubernur: Target 19,8 persen penurunan angka stunting Aceh 2024 harus dicapai
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Pejabat fungsional penyuluh kesehatan ahli muda Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue di Simeulue, Kamis, mengatakan angka stunting pada 2023 mencapai 675 anak atau 10 persen dari jumlah sasaran sebanyak 6.909 orang, turun menjadi 537 anak hingga Oktober 2024 atau 8,8 persen.
"Angka tersebut turun setelah dilakukan penanganan yang komprehensif melibatkan semua pihak terkait serta program-program menyasar langsung kepada anak yang menjadi sasaran," katanya.
Nurhadini menyebutkan angka sasaran stunting di Simeulue paling banyak saat ini berada di Kecamatan Simeulue Timur sebanyak 2009 orang, kemudian Kecamatan Simeulue Barat, sebanyak 940 orang.
"Serta Kecamatan Teupah Selatan, sebanyak 663 orang, sedangkan kecamatan lainnya di Simeulue jumlah sasarannya berada di angka 500 ke bawah. Rata-rata kecamatan di Simeulue ada ratusan angka stunting, namun paling banyak berada di tiga kecamatan tersebut," ujar Nurhadini.
Nurhadini mengatakan upaya penurunan angka stunting di Simeulue ini berkat kerja sama dan dukungan dari semua pihak. Termasuk Pemerintah Aceh yang terus melakukan berbagai cara menurunkan stunting di Pulau Simeulue.
Baca: Kejati Aceh terus lanjutkan program penanganan stunting
Nurhadini menyebutkan ada beberapa strategi dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Yakni dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang pola asuh anak di lingkungan rumah tangga.
Kemudian, pencegahan dan penanganan stunting kepada wanita usia subur, ibu hamil, ibu dengan balita, serta pengasuh anak. Termasuk memberikan pemahaman kepada kaum bapak tentang pola asuh anak yang baik.
"Serta pemberian makanan bergizi serta pemahaman gizi melalui menu yaitu karbohidrat, protein hewani, protein hewan dan sayuran. Strategi tersebut berhasil menurunkan angka stunting di Simeulue. Selain itu ada pemberian makanan bergizi melalui kader posyandu di setiap desa," kata Nurhadini.
Menurut Nurhadini, ada beberapa kendala dalam penanganan stunting. Di antaranya anggaran yang disediakan terbatas. Selain itu beberapa kendala lainnya masyarakat tidak menerima jika anaknya masuk dalam status Stunting.
Masyarakat tidak menerima menu PMT yang sudah sesuai dengan regulasi, tidak tepat sasaran dalam pemberian PMT, seringnya pergantian petugas/kader posyandu. Serta tidak dilakukan kalibrasi alat antropometri sebelum digunakan
"Meski demikian kami tetap berupaya keras menurunkan angka stunting di Simeulue ini, dengan segenap kemampuan yang kami miliki," pungkas Nurhadini.
Baca: Pj Gubernur: Target 19,8 persen penurunan angka stunting Aceh 2024 harus dicapai
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024