Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyebut, delapan titik panas muncul karena terdeteksi oleh satelit berada di Aceh.

"Terpantau oleh satelit delapan hotspot (titik panas) hari ini di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang, Zakaria di Aceh Besar, Jumat.

Ia berkata, titik panas tersebut terdeteksi di dua kabupaten di provinsi yang terletak di paling ujung Utara dari Pulau Sumatera.

Ke delapan titik panas itu, sebanyak enam titik diantaranya terpantau berada di wilayah Aceh Barat dengan daerah penyebaran di tiga kecamatan.

Yakni Arongan Lambaek tiga titik panas, Pantai Ceureumen, Suakmas, dan Woyla Timur masing-masing satu titik.

Sisanya, lanjutnya, dua titik panas lagi terdeteksi berada di wilayah Aceh Jaya yang tersebar di dua kecamatan yaitu Panga dan Teunom.

"Mayoritas titik panas ini, memiliki tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan di atas angka 65 persen," terang dia.

Titik panas tersebut, tuturnya, sangat memungkinkan terjadi, mengingat beberapa kabupaten di bagian Barat-Selatan di Aceh merupakan daerah non zoom atau tidak kenal musim.

"Untuk daerah non zoom, maka setiap bulan terjadi panas dan hujan. Walau tidak seperti bulan-bulan musim penghujan di Aceh seperti saat ini," jelas Zakaria.

Yunus S Swarinoto, Deputi Bidang Meteorogi BMKG telah mengingatkan, wilayah Aceh perlu mewaspadai kemunculan titik panas akibat meningkatnya intensitas cuaca kering.

Dari peta potensi kemudahan kebakaran ditinjau dari unsur cuaca, katanya, maka sebagian wilayah di Aceh masih menunjukkan sangat mudah terjadi kebakaran.

"Meski begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," paparnya.


Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017