Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pihak Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (DKPP) Kota Lhokseumawe menyatakan, budidaya udang Vaname dengan menggunakan kolam terpal dianggap lebih ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu berbahaya akibat penggunaan pakan yang berlangsung lama.

Kasi Prasarana dan Tata Ruang Perikanan Budidaya pada DKPP Kota Lhokseumawe Erwin Mustafa di Lhokseumawe, Kamis mengatakan, efek penggunaan pakan khusus dalam waktu lama tidak sampai menjadi sendimen, karena tidak sama dengan budidaya didalam empang atau tambak.

Lanjutnya, apabila dibudidayakan di dalam empang atau tambak, maka lama-lama akan menjadi sendimen (lumpur) dan berdampak terhadap pencemaran lingkungan yang dipengaruhi oleh penggunaan pakan khusus tersebut.

"Pakan khusus yang digunakan untuk udang Vaname ini, lama-lama akan mengendap bersama lumpur, sehingga menjadi residu dan dapat berbahaya bagi biota air lainnya, karena tanahnya sudah tercemar. Oleh karena itu, budidaya dengan menggunakan kolam terpal lebih aman. Karena jika sudah banyak mengendap lumpurnya dapat dibuang," jelas Erwin.

Lebih lanjut dikatakan, sebagaimana pengalaman di daerah-daerah lain, lokasi budidaya udang Vaname apabila dilakukan di area pertambakan, paling dilakukan selama 3 tahun, setelah itu berpindah ke daerah lain karena dianggap sudah berkurang produksinya.

"Memang kita di Lhokseumawe belum pernah melakukan penelitian terhadap masalah ini, akan tetapi berdasarkan pengalaman dari daerah lain, budidaya udang Vaname di lahan pertambakan atau kolam, lamanya masa budidaya berkisar 3 tahun dan selanjutnya sudah menurun produktivitasnya," ujar dia.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika budidaya Vaname tersebut dilakukan di kolam terpal, karena selain pertimbangan faktor lingkungan juga lebih mudah pengawasan dan budidayanya, kata Erwin Mustafa. 

Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017