Lhoksukon (Antaranews Aceh) - Ketua DPR Aceh Tgk Muharuddin menyatakan pembangunan jalan penghubung Kecamatan Cot Girek-Kecamatan Lhoksukon di Kabupaten Aceh Utara, akan menjadi salah satu yang diprioritaskan pada tahun 2018.

"Pembangunan jalan Lhoksukon-Cot Girek akan ditampung pada tahun anggaran 2018 ini, hanya tinggal menunggu pengesahan APBA," kata Tgk Muharuddin, saat menghubungi Antara dari Banda Aceh, Kamis malam.

Pernyataan itu disampaikan Ketua DPR Aceh, menyusul adanya aksi protes warga dengan cara memblokir jalan lintas utama penghubung Kecamatan Lhoksukon dan Cot Girek, Kamis (18/1) pagi, karena kondisinya rusak parah bertahun-tahun.

Lebih lanjut Tgk Muharaddin mengatakan, anggaran lanjutan untuk pembangunan jalan lintas kecamatan tersebut telah diusulkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA), besarnya Rp10 miliar dan itu telah disetujui, hanya tinggal menunggu pengesahan APBA dalam waktu dekat ini.

Pada tahun 2017, kata Ketua DPR Aceh itu lagi, pemerintah telah menganggarkan Rp5 miliar untuk pembangunan jalan tersebut, dan telah selesai dibangun beberapa kilometer, bukan 12 kilometer dari total panjang yang rusak parah itu.

Di lain sisi, pihaknya berharap agar PT Perkebunan Nusantara (PT PN) I Cot Girek yang ada di kawasan itu untuk dapat membantu masyarakat dalam melakukan penimbunan jalan berlubang, sedari menunggu proses pelelangan tender jalan dimaksud.

"Kita berharap agar pihak PT PN I membantu menimbun jalan berlubang di kawasan itu, setidaknya dapat memudahkan warga saat melintas, sambil menunggu proses pelelangan oleh Pemerintah Aceh," kata Tgk Muhar.

Menurut laporan diterima pihaknya, selama ini warga menuding rusaknya jalan lintas kecamatan dimaksud akibat kerap dilintasi mobil berbadan besar yang melebihi kapasitas, seperti mobil pengangkut buah kelapa sawit dan angkutan material galian C.

Seperti diketahui, ratusan warga Kecamatan Cot Girek dan Lhoksukon memblokir jalan lintas utama penghubung dua kecamatan itu pada Kamis (18/1) pagi, sebagai bentuk protes, karena pemerintah tidak sepenuhnya memperbaiki jalan kawasan itu, dan membiarkan dengan kondisi rusak parah dalam waktu lama.

Warga juga menuding, salah satu penyebab rusaknya jalan di kawasan mereka akibat dilintasi kendaraan berbadan besar, untuk mengangkut buah kelapa sawit dan material galian C dalam kapasitas besar yang melebihi daya tampung jalan.

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018