Kutacane (Antaranews Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyebut, beberapa titik panas mulai muncul di Provinsi Aceh dalam sepekan terakhir ini.

"Sepanjang pekan ini, terpantau satelit tiga titik panas di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Zakaria melalui sambungan telepon seluler dari Kutacane, Ahad.

Ketiga titik panas ini, lanjutnya, terpantau di Kota Subulussalam atau tepatnya di Kecamatan Rundeng yang memiliki tingkat kepercayaan 100 persen pada Sabtu (3/2).

Tingginya angka tingkat kepercayaan titik panas ini, pihaknya memperkirakan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat.

"Curah hujan pekan ini sedikit akibat memasuki masa pancaroba. Bahkan beberapa daerah di Aceh, sudah musim kemarau seperti Lhokseumawe, Aceh Timur, Tamiang, dan Langsa," terangnya.

Ia mengatakan, musim kemarau awal tahun ini pihaknya memprediksi akan terjadi pada akhir Januari hingga awal Maret 2018.

BMKG Aceh mengimbau, bagi daerah rawan terbakar terutama di wilayah yang memiliki lahan gambut kering mulai meningkatkan kewaspadaan seperti di Kabupaten Aceh Barat.

"Untuk Aceh wilayah Tengah, masih berada di musim penghujan. Begitu juga wilayah lain seperti Pidie, Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang masih hujan," tutur Zakaria.

"Namun setelah itu, akan memasuki kemarau. Puncaknya diperkirakan terjadi Agustus, atau awal September 2018," kata dia, mengakhiri.

Dilaporkan, kebakaran hebat telah menghanguskan hektaran kebun kelapa sawit di belakang pemukiman warga di Desa Gosong Telaga Barat, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, Kamis, (1/2).

"Api belum bisa dipadamkan. Sementara upaya pemadaman terus dilakukan pihak terkait dan dibantu warga sekitar," ucap warga setempat, Amin.

Ia berujar, lahan kelapa sawit yang terbakar merupakan gambut kering dan petugas pemadaman kebakaran terkendala dengan medan yang cukup sulit.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018