Lhokseumawe, 4/3 (Antara) - Partai politik lokal di Aceh, Partai SIRA menargetkan mampu memperoleh satu fraksi pada setiap dewan perwakilan rakyat di kabupaten/kota (DPRK) di Provinsi Aceh.
Ketua Umum Partai SIRA Muhammad Nazar, di Lhokseumawe, Sabtu (3/3) malam, mengatakan bahwa pihaknya optimistis akan mampu meraih kursi satu fraksi di setiap DPRK di Aceh. Hal itu didasarkan pada kinerja personel partai dalam melaksanakan berbagai kegiatan partai.
"Kami optimistis, karena memiliki kinerja yang baik dan telah dibuktikan dalam waktu dua bulan pembentukan Partai SIRA kembali, sudah siap semuanya mengikuti berbagai tahapan verifikasi parpol dan lain sebagainya. Ini adalah salah satu bukti dan indikator kemampuan kami," ujar mantan Wagub Aceh tersebut.
Lebih lanjut Muhammad Nazar mengatakan, kondisional masyarakat Aceh yang telah berpengalaman dalam sejarah partai lokal akan menjadi semakin rasional dalam memberikan hak pilihnya, sehingga akan menjadi catatan penting dalam membangun pemilih yang rasional.
Ketua umum partai SIRA Muhammad Nazar, membekali pendidikan politik bagi kadernya di Lhokseumawe, Sabtu (3/3/2018). (Antara Mukhlis)
Pimpinan partai lokal dengan nomor urut 16 itu, juga mengatakan, selain melihat kondisional politik Aceh saat ini, optimisme pihaknya mampu mendulang suara pada Pemilu 2019 nantinya adalah dikarenakan Partai SIRA memiliki andil sejarah perjuangan lahir partai lokal di Aceh, sehingga dipastikan akan memiliki basis suara.
Menurut dia, untuk meraih suara terbanyak pada Pemilu 2019 nantinya, pihaknya selain melakukan konsolidasi partai di semua daerah, juga memberi kesempatan kepada pihak lain di luar kader SIRA untuk maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari Partai SIRA.
"Kami berikan kesempatan juga kepada selain kader SIRA untuk maju sebagai calon anggota legislatif dari SIRA. Akan tetapi kami tetap melihat latar belakangnya sebagai bahan pertimbangan serta dibuatkan pakta integritas, apabila terpilih nantinya tetap bekerja untuk rakyat sebagaimana perjuangan Partai SIRA," ujar Muhammad Nazar.
