Lhoksukon (Antaranews Aceh) - Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dalam bulan ini akan dan sedang memberikan suntik vaksin anti difteri kepada warga di enam kecamatan, untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular dan berbahaya itu.

"Sepanjang 2018 ini beberapa desa dari enam kecamatan didata rawan difteri, sehingga harus di-Outbreak Response Immunization (ORI)," kata Kepala Dinkes Aceh Utara dr Machrozal dihubungi dari Lhoksukon, Selasa.

Dikatakan, ke enam kecamatan dimaksud adalah Tanah Luas, Baktiya Barat, Syamtalira Bayu, Tanah Jambo Aye, Dewantara dan Seunuddon. Sebagian kecil dari kecamatan tersebut sudah dilakukan ORI.

Mahcrozal menyatakan, pemberian suntik vaksin anti difteri ini menyusul adanya temuan delapan warga yang dicurigai atau di-suspect difteri dari enam kecamatan tersebut, sepanjang awal tahun 2018.

"Dari 8 orang yang di-suspect difteri sepanjang 2018, empat di antaranya dinyatakan negatif. Meski demikian kita terus pantau kondisinya, sedangkan empat lainnya belum keluar hasil pemeriksaan," kata Machrozal.

Baca juga: Ratusan warga Singkil suntik vaksin difteri

Lebih lanjut, suntik vaksin anti difteri ini hanya baru dilakukan untuk warga di desa yang ditemukan suspect difteri yang dinilai rawan. Meski demikian, pihaknya tetap akan melayani warga lainnya sejauh ada permintaan.

"Sasaran suntik vaksin difteri adalah bayi umur satu tahun hingga anak 19 tahun, untuk mencegah sekaligus memutus mata rantai penyakit berbahaya dan mematikan tersebut," sebut Machrozal pula.

Pemilihan vaksinasi terhadap umur 1-19 tahun ini, kata Machrozal, karena sejauh ini temuan suspect itu adalah pada anak-anak seusia itu, dan mereka juga rawan menular penyakit ini apalagi anak yang imunisinya tidak lengkap.

Machrozal mengimbau, warga yang menderita demam, flu, ingusan dan sakit menelan di kerongkongan agar sebaiknya dilakukan pemeriksaan, untuk diketahui apakah difteri atau bukan sehingga akan cepat tertangani.

"Kita terus perintahkan petugas untuk aktif mencari dan melakukan sosialiasi kepada warga guna mencegah dan memutus mata rantai difteri di Aceh Utara," katanya.

Dikatakan pula, pihak Dinas Kesehatan Aceh Utara sebelumnya juga sudah melakukan vaksinasi serupa terhadap beberapa desa di sejumlah kecamatan rawan difteri sepanjang 2017, setelah adanya 13 temuan dicurigai difteri.

"Meski yang di-suspect ada 13 kasus, tetapi hasil pemeriksaan laboraratorium hanya satu orang yang dinyatakan positif difteri, yakni di Lhoksukon," demikian Mahcrozal.

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018