Banda Aceh (Antara) - Kalangan pengusaha tahu di Kota Banda Aceh mengeluhkan harga kedelai impor yang merupakan bahan baku pembuatan tahu terus meningkat sejak sebulan terakhir.

"Kalangan pengusaha tahu mengeluhkan harga kedelai yang terus meningkat, sementara, harga jual tahu di masyarakat tidak mengalami kenaikan," kata Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar di Banda Aceh, Selasa.

Mulizar mengatakan, dalam bulan Maret 2018 ini saja sudah ada empat kali kenaikan harga kedelai impor. Semula harga kedelai impor Rp6.800 kini meningkat menjadi Rp7.600 per kilogram.

"Itu harga kemarin (12/3), kalau harga hari ini kami belum tahu, apakah naik atau tidak. Kami berharap harga kedelai impor kembali turun karena kenaikan harga memberatkan para pengusaha tahu di Kota Banda Aceh," kata dia.

Menurut Mulizar yang juga pemilik usaha tahu sumedang, kenaikan harga bahan baku tersebut tentu memberatkan kalangan usaha tahu. Sementara, harga jual tahu tidak dinaikkan.

Baca juga: TNI bantu petani Singkil tanam kedelai

Harga tahu di pasaran Kota Banda Aceh dijual per embernya Rp95 ribu. Dalam satu ember ada tiga papan tahu yang isinya berkisar 30 potong tahu per papannya.

"Kami masih bertahan dengan harga jual seperti itu. Mungkin, kalau harga kedelai sudah Rp8.000, kami tidak bisa bertahan lagi, mau tidak mau harga tahu terpaksa dinaikkan," kata dia.

Untuk menaikkan harga tahu, kata dia, tidak bisa serta-merta dilakukan oleh satu pengusaha. Akan tetapi harus dimusyawarahkan oleh semua pengusaha tahu yang ada. Setelah ada kesepakatan bersama, barulah harga dinaikkan.

"Untuk saat ini, dengan kondisi bahan baku yang naik, kami terpaksa menyesuaikan ukuran tahu yang dijual. Kalau tidak, tentu kami yang dirugikan," kata Mulizar menyebutkan.

Menyangkut jumlah kebutuhan bahan baku, Mulizar mengatakan setiap usaha tahu membutuhkan 500 hingga 600 kilogram kedelai setiap harinya. Sedangkan usaha tempe membutuhkan kedelai hingga 1,5 ton setiap hari.

"Kebutuhan bahan baku cukup tinggi. Semuanya diimpor. Kalau kedelai lokal, kami tidak pernah menggunakannya. Kedelai impor digunakan karena mutunya lebih terjamin," pungkas Mulizar.
 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018