Dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1445H tak lengkap rasanya tanpa ada kue lebaran, dan kamu harus tahu bahwa Aceh memiliki kekayaan khasanah kuliner yang perlu dilestarikan.
Kue lebaran memang telah menjadi bagian dari perayaan Idul Fitri terutama di negara-negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Saat Lebaran, berbagai hidangan kue disajikan sebagai simbol kebersamaan dan kegembiraan dalam menyambut sanak saudara yang bertamu.
Di tanah rencong Aceh, terdapat berbagai jenis kue tradisional yang tak kalah enak dari kue modern. Rasanya yang unik dan khas tentu saja cocok untuk melengkapi momen kehangatan saat lebaran.
Kue lebaran memang telah menjadi bagian dari perayaan Idul Fitri terutama di negara-negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Saat Lebaran, berbagai hidangan kue disajikan sebagai simbol kebersamaan dan kegembiraan dalam menyambut sanak saudara yang bertamu.
Di tanah rencong Aceh, terdapat berbagai jenis kue tradisional yang tak kalah enak dari kue modern. Rasanya yang unik dan khas tentu saja cocok untuk melengkapi momen kehangatan saat lebaran.
Ini dia beberapa rekomendasi kue lebaran Khas Aceh yang bisa dihidangkan saat hari raya:
1. Timphan
Timphan merupakan salah satu kue tradisional yang sering ditemui dalam berbagai acara. Kue basah ini memang cukup digemari masyarakat Aceh sehingga menjadi hidangan utama saat menyambut tamu pada hari raya.
Penyajian timphan merupakan sudah dilakukan secara turun temurun dan telah menjadi tradisi. Sebuah pribahasa Aceh berbunyi Uroe goet buleun goet, timphan ma peugoet beumeutume rasa berartikan hari baik bulan baik, timphan buatan ibu harus bisa dirasakan.
Penyajian timphan merupakan sudah dilakukan secara turun temurun dan telah menjadi tradisi. Sebuah pribahasa Aceh berbunyi Uroe goet buleun goet, timphan ma peugoet beumeutume rasa berartikan hari baik bulan baik, timphan buatan ibu harus bisa dirasakan.
2. Kue Karah
Kue kering ini juga sering dikenal dengan nama eumpung miriek atau kue sarang burung karena bentuknya yang unik. Rasanya yang manis dan gurih biasa dijadikan teman minum kopi oleh warga lokal.
Karah merupakan kue legendaris yang masih bertahan hingga sekarang. Kue ini juga tidak pernah absen di perayaan-perayaan adat maupun saat hari raya.
Baca juga: Ini 26 sentra kuliner Ramadhan di Banda Aceh
Karah merupakan kue legendaris yang masih bertahan hingga sekarang. Kue ini juga tidak pernah absen di perayaan-perayaan adat maupun saat hari raya.
Baca juga: Ini 26 sentra kuliner Ramadhan di Banda Aceh
3. Kue Bhoi
Kue Bhoi adalah kue bolu yang berasal dari Aceh Besar. Bentuknya sangat bervariasi mulai dari bintang, bunga, daun, buah dan lainnya. Namun kue Bhoi paling dikenal masyarakat dengan bentuk ikan.
Dulunya Kue ini hanya bisa dinikmati oleh keturunan raja karena bahan yang digunakan cukup mahal.
Awalnya kue Bhoi dibuat dengan tepung beras, gula dan telur bebek. Namun saat ini berganti dengan tepung terigu dan telur ayam. Kue Bhoi juga wajib hadir saat hari besar seperti pernikahan, sunatan dan Hari Raya.
Dulunya Kue ini hanya bisa dinikmati oleh keturunan raja karena bahan yang digunakan cukup mahal.
Awalnya kue Bhoi dibuat dengan tepung beras, gula dan telur bebek. Namun saat ini berganti dengan tepung terigu dan telur ayam. Kue Bhoi juga wajib hadir saat hari besar seperti pernikahan, sunatan dan Hari Raya.
4. Seupet
Kue kering lainnya yang menjadi kegemaran masyarakat Aceh adalah kue Seupet. Sesuai dengan namanya Seupet berarti dijepit karena proses pembuatannya adonan kue dijepit menggunakan cetakan lempeng besi. Kue Suepet dicetak berbentuk segitiga dan juga seperti gulungan.
Rasanya manis dan gurih ditambah lagi dengan tekstur Kue Seupet yang renyah membuat kue ini menjadi primadona saat lebaran.
Rasanya manis dan gurih ditambah lagi dengan tekstur Kue Seupet yang renyah membuat kue ini menjadi primadona saat lebaran.
5. Dodoi atau Dodol
Aceh juga dikenal akan Dodolnya. Makanan manis satu ini juga kerap kali dihadangkan untuk menyambut keluarga yang bersilaturrahmi saat lebaran. Dari proses pembuatannya, Dodol cukup menguras waktu dan tenaga. Dibutuhkan sekitar enam sampai tujuh jam dalam sekali pembuatan dodol.
Api yang digunakan juga tidak terlalu besar dan dodol harus tetap diaduk selama proses pemasakan. Namun hasilnya juga sangat memuaskan karena dodol dapat bertahan lama hingga berbulan-bulan. Salah satu pembeda dodol Aceh dengan daerah lainnya adalah teksturnya yang sengaja dibuat lebih keras dari dodol biasanya.
Api yang digunakan juga tidak terlalu besar dan dodol harus tetap diaduk selama proses pemasakan. Namun hasilnya juga sangat memuaskan karena dodol dapat bertahan lama hingga berbulan-bulan. Salah satu pembeda dodol Aceh dengan daerah lainnya adalah teksturnya yang sengaja dibuat lebih keras dari dodol biasanya.
Demikian beberapa kue Khas Tanah Rencong. Selain menjadi hidangan yang lezat, kue tradisional juga simbol dari keberagaman budaya dan tradisi yang tersimpan didalamnya.
Penulis: Anisha Ulya, mahasiswa Komunikasi FISIP USK
Penulis: Anisha Ulya, mahasiswa Komunikasi FISIP USK