Meulaboh (Antaranews Aceh) - Sebanyak 30 nelayan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengikuti pelatihan perawatan mesin kapal penangkapan ikan guna menekan tingginya risiko kecelakaan di laut akibat kerusakan mesin.

"Pelatihan perawatan mesin kapal penangkapan ikan ini untuk meningkatkan keterampilan nelayan di bidang permesinan," kata pelatih dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BP3) Medan, Jhon Nersilaban, di Meulaboh, Rabu.

Kegiatan berlangsung sejak 12-16 Maret 2018 itu, dilaksanakan di kompleks Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Barat, Setelah mereka mengikuti pendidikan secara teori, kemudian nelayan melakukan praktik membongkar mesin kapal di tempat pelatihan tersebut.

Jhon Nersilaban menyampaikan bahwa BP3 Medan membawahi wilayah Sumatera melaksanakan kegiatan tersebut secara merata, namun bertahap mulai dari Provinsi Aceh diawali dari Meulaboh, kemudian menyusul Bengkulu.

"Khusus tahun ini, angkatan pertama di Provinsi Aceh di Meulaboh 30 orang. Kebetulan kita di Indonesia diklat perikanan ada lima, untuk wilayah Sumatera adanya di Medan, mulai dari Aceh sampai Bengkulu kita laksanakan setiap kabupaten," katanya.

Dalam kegiatan itu, nelayan membongkar mesin-mesin kapal, kemudian melihat bagaimana mesin tersebut dirancang kembali, lalu mempelajari kerusakan apa yang paling berisiko dan paling sering ditemukan pada mesin kapal motor pada armada.

Abu Samah, salah seorang nelayan, menyampaikan bahwa kegiatan yang demikian diharapkan nelayan setempat sehingga bisa menekan risiko tinggi ketika terjadi kerusakan pada mesin kapal itu saat melaut.

"Kegiatan seperti ini luar biasa, manfaatnya bagi saya banyak sekali, terutama ilmu dari luar yang belum pernah kami temukan, tapi kami terima dalam praktik hari ini. Sangat penting, nelayan wajib bisa memperbaiki mesin kapal, apalagi saat melaut," katanya.

Selama ini, kecenderungan nelayan tidak semua bisa memahami perawatan dan perbaikan mesin kapal. Kondisi tersebut berdampak terhadap aktivitas mereka. Nelayan hanya memperbaiki mesin untuk bisa pulang ke daratan.

Akan tetapi, katanya, ada juga nelayan yang sama sekali tidak memahami bidang permesinan sehingga kapal nelayan terdampar dan terbawa arus sampai datang pertolongan dari nelayan lain untuk menarik armada mereka ke daratan.

"Mudah-mudahan ilmu bermanfaat ini bisa kami salurkan kepada nelayan lain, karena memahami permesinan sangatlah penting bagi nelayan, mesin itu merupakan nyawa `boad`, bila rusak atau tidak hidup, bagaimana bisa melaut," katanya.

 

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018