Meulaboh (Antaranews Aceh) - PT Central Proteina Prima Tbk mengajak masyarakat bergelut pada bisnis perikanan budi daya seperti yang dikembangkan pengusaha tambak udang vaname di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
"Usaha seperti ini dapat menguntungkan bagi pengusaha, bahkan bagi petani tambak bila membuka usaha tambak udang vaname ini," kata tim Central Proteina Prima (CPP) Medan Operation Suryotomo, di Meulaboh, Senin.
Di sela meninjau usaha kolam tambak udang vaname di Desa Suak Pandan, Kecamatan Samtiga, dia menjelaskan wilayah setempat memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan usaha perikanan budi daya komoditas udang vaname.
Selain kecocokan lingkungan, daerah setempat juga memiliki sumber air yang bagus sebagai pendukung dalam menjalankan usaha itu, karena syarat utama pengembangan usaha ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar.
Suryotomo menjelaskan, mengelola usaha tambak udang perlu beragam pendukung alam, seperti memiliki sumber air yang bersih, lingkungan yang bagus.
Aceh Barat memiliki kriteria itu, namun sejauh ini diketahui belum sepenuhnya berkembang.
"Di Aceh Barat, usaha ini baru ditekuni Amir warga Aceh Barat, baru sekali panen sudah menghasilkan keuntungan yang sangat besar dari usaha tambak ini, sehingga menjadi percontohan bagi masyarakat lain," kata dia pula.
Dia mengungkapkan bahwa budi daya udang vaname di beberapa daerah di Aceh seperti Bireun dan Banda Aceh mulai berkembang pesat. Karena itu, dia berharap akan ada pengusaha lain yang menyusul membangun usaha serupa di Aceh Barat.
Suryotomo menjelaskan, sebanyak 100 ribu bibit udang vaname bisa ditabur di satu kolam. Jenis udang ini menggantikan produsen jenis udang induk yang sempat berkembang pada masanya, setiap panen setelah berumur 129 hari menghasilkan 2 ton/kolam.
Dalam hal perawatan, menurut dia tidak begitu sulit, hanya butuh keseriusan untuk melakukan pemantauan secara rutin, memberikan pakan, dan mengecek kestabilan plakton yang mesti dilakukan secara teknis.
"Kami siap memberikan dampingan kepada pengusaha atau pun masyarakat petani yang mengembangkan udang vaname. Walaupun perawatannya tidak begitu sulit, namun tetap saja penanganan udang vaname diperlakukan secara khusus," ujar dia.
Amiruddin, pemilik usaha tersebut menyatakan dirinya memiliki 11 kolam tambak udang vaname, dan sudah melakukan panen dengan hasil yang sangat memuaskan karena udang vaname merupakan komoditas kualitas ekspor.
Menurut Amir, ketika umur udang vaname dua bulan, maka harga jualnya dilepas ke pasar lokal senilai Rp70.000/kg, sedangkan panen umur 3-4 bulan harga jualnya di atas Rp100.000/kg, serta kebutuhan pasar lebih dominan untuk Uni Eropa dan Amerika.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Usaha seperti ini dapat menguntungkan bagi pengusaha, bahkan bagi petani tambak bila membuka usaha tambak udang vaname ini," kata tim Central Proteina Prima (CPP) Medan Operation Suryotomo, di Meulaboh, Senin.
Di sela meninjau usaha kolam tambak udang vaname di Desa Suak Pandan, Kecamatan Samtiga, dia menjelaskan wilayah setempat memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan usaha perikanan budi daya komoditas udang vaname.
Selain kecocokan lingkungan, daerah setempat juga memiliki sumber air yang bagus sebagai pendukung dalam menjalankan usaha itu, karena syarat utama pengembangan usaha ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar.
Suryotomo menjelaskan, mengelola usaha tambak udang perlu beragam pendukung alam, seperti memiliki sumber air yang bersih, lingkungan yang bagus.
Aceh Barat memiliki kriteria itu, namun sejauh ini diketahui belum sepenuhnya berkembang.
"Di Aceh Barat, usaha ini baru ditekuni Amir warga Aceh Barat, baru sekali panen sudah menghasilkan keuntungan yang sangat besar dari usaha tambak ini, sehingga menjadi percontohan bagi masyarakat lain," kata dia pula.
Dia mengungkapkan bahwa budi daya udang vaname di beberapa daerah di Aceh seperti Bireun dan Banda Aceh mulai berkembang pesat. Karena itu, dia berharap akan ada pengusaha lain yang menyusul membangun usaha serupa di Aceh Barat.
Suryotomo menjelaskan, sebanyak 100 ribu bibit udang vaname bisa ditabur di satu kolam. Jenis udang ini menggantikan produsen jenis udang induk yang sempat berkembang pada masanya, setiap panen setelah berumur 129 hari menghasilkan 2 ton/kolam.
Dalam hal perawatan, menurut dia tidak begitu sulit, hanya butuh keseriusan untuk melakukan pemantauan secara rutin, memberikan pakan, dan mengecek kestabilan plakton yang mesti dilakukan secara teknis.
"Kami siap memberikan dampingan kepada pengusaha atau pun masyarakat petani yang mengembangkan udang vaname. Walaupun perawatannya tidak begitu sulit, namun tetap saja penanganan udang vaname diperlakukan secara khusus," ujar dia.
Amiruddin, pemilik usaha tersebut menyatakan dirinya memiliki 11 kolam tambak udang vaname, dan sudah melakukan panen dengan hasil yang sangat memuaskan karena udang vaname merupakan komoditas kualitas ekspor.
Menurut Amir, ketika umur udang vaname dua bulan, maka harga jualnya dilepas ke pasar lokal senilai Rp70.000/kg, sedangkan panen umur 3-4 bulan harga jualnya di atas Rp100.000/kg, serta kebutuhan pasar lebih dominan untuk Uni Eropa dan Amerika.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018