Banda Aceh (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Sabang, Provinsi Aceh, melibatkan masyarakat sebagai agen pemulihan terhadap korban penyalahgunaan narkoba di pulau paling ujung barat Indonesia tersebut.
Kepala BNNK Sabang Hasnanda Putra di Banda Aceh, Senin, mengatakan pelibatan tersebut merupakan bagian dari program intervensi berbasis masyarakat. Program intervensi berbasis masyarakat ini ada di setiap desa atau gampong yang sudah ditetapkan sebagai desa bebas narkoba (bersinar).
"Pelibatan masyarakat sebagai agen pemulihan ini berjalan efektif. Di mana, masyarakat yang mendeteksi korban narkoba dan kemudian melakukan proses rehabilitasi untuk memulihkannya," katanya.
Hasnanda Putra mengatakan masyarakat yang terlibat sebagai agen pemulihan tersebut sebelumnya dibekali dengan pengetahuan terkait bagaimana mendeteksi dan menangani korban penyalahgunaan narkoba.
"Program intervensi berbasis masyarakat ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pencegahan penyalahgunaan narkoba. Selama ini, program tersebut berjalan efektif di setiap desa bersinar," katanya.
Saat ini, kata Hasnanda Putra, di Kota Sabang delapan gampong yang dibentuk sebagai desa bersinar. BNNK Sabang setiap tahun membentuk dua desa bersinar yang tersebar di tiga kecamatan.
Pembentukan desa bersinar tersebut bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkotika, zat adiktif, dan obat terlarang lainnya.
"Kehadiran desa bersinar untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memerangi narkoba. Serta melibatkan masyarakat sebagai agen pemulihan terhadap korban narkoba di desa masing-masing," kata Hasnanda Putra.
Baca juga: BNNK Banda Aceh tes urine cegah narkoba di kalangan nelayan