Blangpidie (Antaranews Aceh) - Para penyelam membangun dan memasang empat "apartemen" ikan di dasar laut Pulau Gosong, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), untuk tempat berkembang biaknya anak ikan yang baru menetas.

Salah seorang penyelam yang tergabung dalam organisasi Pusong Diving Club (PDC), Iptu Rizal Firmansyah di Blangpidie, Rabu mengatakan, kegiatan memasang apartemen ikan tersebut juga dalam rangka memperingati hari lahirnya Kabupaten Abdya ke-16.

Panglima Laot (Lembaga adat laut) Abdya, POSSI Aceh, Basarnas Pos Meulaboh, SAR Aceh Utara, Pos Angkatan Laut Abdya, Polair Polres Abdya, dan Kantor Pelabuhan (KPLP) Susoh, Duta Wisata Abdya, dan oraganisasi Sanggar Merah turut hadir dalam kegiatan ini.

Rizal menjelaskan, terumbu karang buatan (apartemen ikan) tersebut terbuat dari pipa paralon 3 inci, kemudian dirakit menjadi sebuah kerangka berukuran 2x3 meter lalu dibenamkan diperairan laut Pulau Gosong untuk menggantikan terumbu karang yang telah rusak.

Tim PDC Abdya bersama sejumlah perwakilan organisasi lainnya membuat "apartemen" yang bahan dasarnya dari pipa paralon tersebut merupakan langkah awal untuk tempat ikan bertelur, dan berkembang biak dalam terumbu karang buatan manusia.

"Tujuan utama kami membuat terumbu karang buatan ini untuk membantu meningkatan kesejahteraan para nelayan kecil. Mereka yang menggunakan perahu bermesin robin selama ini mencari ikan sangat jauh sekali, hingga mencapai 10 mil dari daratan," ungkapnya.
Dua penyelam memasang "apartemen ikan" di dasar laut Pulau Gosong. (Foto Antara Aceh/PDC/Suprian/18)

Iptu Rizal Firmansyah yang juga Kapolsek Babahrot itu mengatakan, sumber dana pembuatan empat unit apartemen ikan tersebut sebagian berasal dari panitia HUT Kabupaten Abdya, dan sebagiannya lagi bantuan dari PT Mifa Bersaudara dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

"Alhamdulillah, kegiatan menanam terumbu karang buatan ini berjalan dengan baik. Ke depan kami sangat butuh bantuan semua pihak untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan nelayan kecil ini dengan cara rehabilitasi terumbu karang yang telah rusak," pintanya.

Salah seorang nelayan di Pusat Pelelangan Ikan (PPI), Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Darwis Ibrahim, mengatakan, nelayan kecil berperahu mesin robin selama ini mereka terpaksa tiap hari harus berlayar hingga mencapai 10 mil demi untuk mendapatkan ikan.

"Kalau dekat-dekat sini mereka tidak mendapatkan ikan. Sekarang ikan sudah berkurang dekat pantai. Penyebabnya terumbu karang sudah banyak yang rusak akibat maraknya aktifitas penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan Thailand 20 tahun silam," ungkapnya.

Dikatakan, 20 tahun lalu, aktifitas penangkapan ikan dengan menggunakan bom cukup marak terjadi di perairan laut Abdya. Pelakunya rata-rata nelayan yang berasal dari luar negeri yang sengaja mencuri ikan dengan cara merusak terumbu karang di alam bawah laut.

Rusaknya terumbu karang di alam bawah laut Abdya bukan saja disebabkan oleh orang asing, tetapi juga ulah masyarakat sendiri yang menangkap ikan dengan menggunakan pukat traw, termasuk para penyelam yang menangkap udang lobster dengan potasium.

"Kimia potasium itu dipergunakan oleh penyelam pencari ikan untuk disemprotkan ke dalam terumbu karang agar udang lobster keluar. Jadi, lama-kelamaan terumbu karang menjadi rapuh, hancur dan rusak," tuturnya.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018