Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Baru tiga pelabuhan aktif di Provinsi Aceh melayani kegiatan ekspor dan impor sejak awal hingga dua bulan di tahun ini dengan total barang bongkar muat 4.098 ton.

"Dalam dua bulan, ada 4.098 ton barang. 3.874 ton barang di bongkar, dan 224 ton barang di muat ke kapal laut," terang Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis.

Ia merinci, jumlah barang di bongkar dari kegiatan impor terjadi di Pelabuhan Krueng Geukuh di Aceh Utara sebanyak 2.971 ton, dan di Pelabuhan Kuala Langsa, Langsa tercatat 902 ton.

Satu-satunya kegiatan ekspor barang selama periode Januari hingga Februari tahun ini melalui pelabuhan laut, terjadi di Pelabuhan Meulaboh, Aceh Barat sebanyak 224 ton.

Seperti diketahui, provinsi yang terletak di ujung Barat di Indonesia tersebut total memiliki 11 pelabuhan laut, namun lima diantaranya baru aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor.

"Untuk Pelabuhan Ulee Lheue, Malahayati, dan Lhoknga di Banda Aceh dan Aceh Besar, serta Pelabuhan Balohan di Sabang, belum melakukan kegiatan bongkar dan muat barang," katanya.

"Kondisi ini, biasa bagi para eksportir dan importir. Mereka masih butuh waktu di awal tahun, karena kegiatan berjalan sesuai kontrak," tutur Wahyudin.

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf tahun lalu, meminta kepada pemerintah daerah di provinsi itu untuk terus memaksimalkan keberadaan pelabuhan setempat demi mensejahterakan masyarakat.

Hal tersebut, lanjut Irwandi, sebagai langkah dalam mendukung program tol laut yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Kembangkan Pelabuhan Calang, sehingga menjadi pintu perdagangan internasional di wilayah pantai barat Aceh,? ujar Irwandi.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018