Redelong (Antaranews Aceh) - Pendaratan pesawat Wing Air jenis ATR 72-500 di Bandara Rembele, Kabupaten Bener Meriah, Kamis, tidak mulus dan terkesan mendadak, sehingga para penumpang merasa panik dan ada yang mengalami cedera saat keluar dari pesawat.
Pihak Humas Bandara Rembele, Iwan M kepada wartawan di Bandara Rembele mengatakan para penumpang saat itu panik ketika pilot pesawat memerintahkan pramugari untuk segera mengevakuasi seluruh penumpang keluar dari jalur pintu darurat, sesaat setelah pesawat landing.
Empat penumpang mengalami cidera kaki terkilir setelah berusaha melompat keluar dari badan pesawat melalui pintu darurat sesaat ketika pilot pesawat ini berhasil melakukan pendaratan emergency.
"Jadi karena panik ada penumpang yang melompat seperti itu," tutur Iwan.
Pesawat penerbangan dari Bandara Kuala Namu, Sumut, menuju Bandara Rembele tersebut awalnya dilaporkan mengalami kerusakan pada mesin pesawat hingga harus melakukan pendaratan tidak normal.
Namun kemudian pihak otoritas bandara mengklarifikasi bahwa hasil pemeriksaan sementara pada pesawat tersebut tidak terjadi masalah yang serius.
"Jadi tadi ada laporan dari pilotnya bahwa ada sedikit trouble pada komponen pesawat kita, tapi ternyata tidak terjadi apa-apa. Jadi si pilot tetap melakukan prosedur landing dengan aman," tutur Iwan.
Menurut dia selama penerbangan, pesawat Wings Air tersebut tidak mengalami masalah apapun sebelum akhirnya pilot menerima laporan indikator terjadinya trouble pada engine satu pesawat, beberapa menit sebelum melakukan pendaratan di Bandara Rembele.
"Jadi pesawat ini tadinya terbang dengan normal dari Bandara Kuala Namu, kemudian dalam penerbangan juga tidak terjadi apa-apa, tidak ada juga terjadi turbulensi, cuaca hari ini juga baik, dengan jarak pandang 8 kilometer," tutur Iwan.
"Kita juga sudah minta laporan dari petugas kita tadi, apa ada termonitor tadi di sana, apakah memang ada kejanggalan pada pesawat, ternyata tidak ada," kata dia.
Terkait informasi yang beredar bahwa mesin pesawat mati sesaat hendak melakukan pendaratan di Bandara Rembele, Iwan menjelaskan bahwa pilot pesawat saat itu sengaja memutuskan untuk mematikan mesin pesawat setelah berhasil landing, guna menghindari sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
"Mungkin tadi si pilot karena ada indikator kejanggalan pesawat jadi si pilot setelah melakukan landing langsung mematikan engine dan memerintahkan flight attendant-nya untuk melakukan evakuasi penumpang atau penurunan penumpang di landasan. Ini karena pesawat tidak dijalankan lagi untuk keamanan," ujarnya.
"Jadi perlu saya klarifikasi ya, mungkin ada perkembangan di lapangan bahwa engine-nya mati, nah ini kami klarifikasi bahwa engine pesawat tidak terjadi apa-apa dan tidak mati dalam penerbangan, yang benar adalah begitu pesawat landing dan berhenti si pilot mematikan engine, bukan engine mati," kata Iwan.
Lanjut dia, bahwa untuk penjelasan secara teknis pihaknya masih harus menunggu dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut oleh tim teknis yang akan didatangkan dari Bandara Kuala Namu.
"Apa penyebabnya dan teknisnya apa ini tidak dapat kami sampaikan untuk saat ini, ini butuh penelitian lebih mendalam supaya kita tidak betspekulasi. Penyebab pastinya nanti akan kami sampaikan kemudian," tutur Iwan.
Salah seorang penumpang pesawat, Fery kepada wartawan mengaku dia sempat merasakan ada bau gosong sesaat ketika pesawat akan mendarat.
Namun dia juga mengaku baru menyadari sepenuhnya bahwa pesawat tersebut sedang dalam masalah ketika pilot sudah memerintahkan evakuasi bagi seluruh penumpang untuk melewati jalur pintu darurat, sementara pesawat berhenti di ujung landasan pacu bukan pada tempat biasanya.
Menurut dia para penumpang pesawat saat itu tidak diberikan informasi apapun ketika penerbangan sedang berlangsung.
Hanya saja saat itu, kata Fery, para penumpang memang menyadari ada kejanggalan ketika pesawat menurunkan rodanya dengan suara kasar tak seperti biasanya, sebelum melakukan pendaratan.
"Pesawat itu berhenti, evakuasi, baru kita tu sadar, kalau pesawat ini bermasalah. Tapi ya sempat ada bau-bau gosong juga. Jadi saat landing, pesawat berhenti, suruh buka pintu darurat, barulah itu penumpang pada panik, pada loncat-loncatan semua," tutur Fery.
"Makanya tas-taskan gak usah dibawa, suruh nyelamatin terus. Tapi kalau pada saat di atas udah dibilangin (masalah pesawat) wah gak tau lagi lah ceritanya, pasti panik semua. Kalau mendaratnya mulus, cuman agak gak enak, kayak mental gitu, kayak dipaksa," ujar dia.
Pesawat Wings Air berbadan sedang dengan nomor penerbangan IW1410 tersebut membawa 73 penumpang ditambah 5 orang kru pesawat termasuk pilot.
Pesawat ini berangkat dari Bandara Kuala Namu pukul 08.00 WIB dan dijadwalkan tiba di Bandara Rembele pada pukul 09.00 WIB.
Sementara tiga penumpang yang dilaporkan mengalami cidera kaki terkilir dalam insiden pendaratan darurat ini masing-masing adalah Ardianti (55), Ani Lawati (53), dan Sugu Mareo (52).
Akibat insiden ini juga dilaporkan bahwa penerbangan hari ini dari Bandara Rembele menuju Bandara Kuala Namu Medan Sumatera Utara terpaksa dibatalkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Pihak Humas Bandara Rembele, Iwan M kepada wartawan di Bandara Rembele mengatakan para penumpang saat itu panik ketika pilot pesawat memerintahkan pramugari untuk segera mengevakuasi seluruh penumpang keluar dari jalur pintu darurat, sesaat setelah pesawat landing.
Empat penumpang mengalami cidera kaki terkilir setelah berusaha melompat keluar dari badan pesawat melalui pintu darurat sesaat ketika pilot pesawat ini berhasil melakukan pendaratan emergency.
"Jadi karena panik ada penumpang yang melompat seperti itu," tutur Iwan.
Pesawat penerbangan dari Bandara Kuala Namu, Sumut, menuju Bandara Rembele tersebut awalnya dilaporkan mengalami kerusakan pada mesin pesawat hingga harus melakukan pendaratan tidak normal.
Namun kemudian pihak otoritas bandara mengklarifikasi bahwa hasil pemeriksaan sementara pada pesawat tersebut tidak terjadi masalah yang serius.
"Jadi tadi ada laporan dari pilotnya bahwa ada sedikit trouble pada komponen pesawat kita, tapi ternyata tidak terjadi apa-apa. Jadi si pilot tetap melakukan prosedur landing dengan aman," tutur Iwan.
Menurut dia selama penerbangan, pesawat Wings Air tersebut tidak mengalami masalah apapun sebelum akhirnya pilot menerima laporan indikator terjadinya trouble pada engine satu pesawat, beberapa menit sebelum melakukan pendaratan di Bandara Rembele.
"Jadi pesawat ini tadinya terbang dengan normal dari Bandara Kuala Namu, kemudian dalam penerbangan juga tidak terjadi apa-apa, tidak ada juga terjadi turbulensi, cuaca hari ini juga baik, dengan jarak pandang 8 kilometer," tutur Iwan.
"Kita juga sudah minta laporan dari petugas kita tadi, apa ada termonitor tadi di sana, apakah memang ada kejanggalan pada pesawat, ternyata tidak ada," kata dia.
Terkait informasi yang beredar bahwa mesin pesawat mati sesaat hendak melakukan pendaratan di Bandara Rembele, Iwan menjelaskan bahwa pilot pesawat saat itu sengaja memutuskan untuk mematikan mesin pesawat setelah berhasil landing, guna menghindari sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
"Mungkin tadi si pilot karena ada indikator kejanggalan pesawat jadi si pilot setelah melakukan landing langsung mematikan engine dan memerintahkan flight attendant-nya untuk melakukan evakuasi penumpang atau penurunan penumpang di landasan. Ini karena pesawat tidak dijalankan lagi untuk keamanan," ujarnya.
"Jadi perlu saya klarifikasi ya, mungkin ada perkembangan di lapangan bahwa engine-nya mati, nah ini kami klarifikasi bahwa engine pesawat tidak terjadi apa-apa dan tidak mati dalam penerbangan, yang benar adalah begitu pesawat landing dan berhenti si pilot mematikan engine, bukan engine mati," kata Iwan.
Lanjut dia, bahwa untuk penjelasan secara teknis pihaknya masih harus menunggu dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut oleh tim teknis yang akan didatangkan dari Bandara Kuala Namu.
"Apa penyebabnya dan teknisnya apa ini tidak dapat kami sampaikan untuk saat ini, ini butuh penelitian lebih mendalam supaya kita tidak betspekulasi. Penyebab pastinya nanti akan kami sampaikan kemudian," tutur Iwan.
Salah seorang penumpang pesawat, Fery kepada wartawan mengaku dia sempat merasakan ada bau gosong sesaat ketika pesawat akan mendarat.
Namun dia juga mengaku baru menyadari sepenuhnya bahwa pesawat tersebut sedang dalam masalah ketika pilot sudah memerintahkan evakuasi bagi seluruh penumpang untuk melewati jalur pintu darurat, sementara pesawat berhenti di ujung landasan pacu bukan pada tempat biasanya.
Menurut dia para penumpang pesawat saat itu tidak diberikan informasi apapun ketika penerbangan sedang berlangsung.
Hanya saja saat itu, kata Fery, para penumpang memang menyadari ada kejanggalan ketika pesawat menurunkan rodanya dengan suara kasar tak seperti biasanya, sebelum melakukan pendaratan.
"Pesawat itu berhenti, evakuasi, baru kita tu sadar, kalau pesawat ini bermasalah. Tapi ya sempat ada bau-bau gosong juga. Jadi saat landing, pesawat berhenti, suruh buka pintu darurat, barulah itu penumpang pada panik, pada loncat-loncatan semua," tutur Fery.
"Makanya tas-taskan gak usah dibawa, suruh nyelamatin terus. Tapi kalau pada saat di atas udah dibilangin (masalah pesawat) wah gak tau lagi lah ceritanya, pasti panik semua. Kalau mendaratnya mulus, cuman agak gak enak, kayak mental gitu, kayak dipaksa," ujar dia.
Pesawat Wings Air berbadan sedang dengan nomor penerbangan IW1410 tersebut membawa 73 penumpang ditambah 5 orang kru pesawat termasuk pilot.
Pesawat ini berangkat dari Bandara Kuala Namu pukul 08.00 WIB dan dijadwalkan tiba di Bandara Rembele pada pukul 09.00 WIB.
Sementara tiga penumpang yang dilaporkan mengalami cidera kaki terkilir dalam insiden pendaratan darurat ini masing-masing adalah Ardianti (55), Ani Lawati (53), dan Sugu Mareo (52).
Akibat insiden ini juga dilaporkan bahwa penerbangan hari ini dari Bandara Rembele menuju Bandara Kuala Namu Medan Sumatera Utara terpaksa dibatalkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018