Singkil (Antaranews Aceh) - Terinspirasi dengan semarak dan viralnya tagar #Ganti Presiden 2019, Gerakan Pemuda Aceh Singkil juga ingin melakukan perubahan di DPRK Dapil I melalui kaos dengan tagar #2019 GANTI DPRK Dapil I, karena dinilai gagal memperjuangkan hak rakyat.
"Ini adalah simbol dan cara mengekspresikan kekecewaan kami dari di daerah pemilihan I (Dapil I) terhadap kinerja dewan selama ini. Kami menganggap kinerja DPRK Aceh Singkil sekarang dinilai gagal sebagai wakil yang kami tunjuk di Pemilu tahun 2014," kata Arfan SP Koordinator Gerakan Perubahan kepada wartawan di Singkil, Selasa.
Dikatakan, banyak hal yang tak bisa terselesaikan oleh mereka di kursi parlemen itu, salah satunya penanganan banjir tahunan yang melanda Singkil, tidak ada kontribusi apapun yang mereka lakukan dalam pencegahannya.
Yang lebih miris lagi, setiap banjir melanda Aceh Singkil tidak ada satu batang hidung mereka pun melihat penderitaan rakyat di lokasi musibah banjir," ujarnya.
Arfan juga menyinggung, pengalihan relokasi rumah bantuan untuk dua desa, yakni Desa Teluk Rumbia dan Desa Rantau Gedang dipindahkan ke kecamatan lain tanpa ada pemberitahuan yang jelas oleh instansi terkait, di sini dari anggota DPRK Aceh Singkil Dapil Satu pun tidak ada yang berkomentar atas pembelaannya kepada masyarakat," ujarnya.
"Kami sudah jenuh dan bosan, rakyat sudah banyak terkena penyakit 'gula' akibat terlalu banyak memakan janji manis para anggota dewan sebelum terpilih," ujar dia.
"Saya yakin dan percaya DPRK Dapil I Aceh Singkil ini akan tidak dipilih lagi di 2019, karena masyarakat Singkil sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang tidak," katanya.
"Ada delapan orang wakil kami duduk di kursi DPRK, dua diantaranya Wakil l dan ll namun daerah kami toh tetap begitu - begitu saja keadaannya," keluh Arfan.
Arfan menuturkan, gerakan ini Insya Allah akan terus menerus disosialisasikan, didengungkan kepada masyarakat khususnya kawasan Dapil l hingga tiba masa Pemilu 2019.
Sementara, untuk program pengadaan kaos rencananya akan ditempah 10.000 helai lengkap bertuliskan "Kaos # 2019 Ganti DPRK Dapil I Aceh Singkil", tujuannya agar ke delapan dewan yang sekarang tidak dipilih lagi di 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Ini adalah simbol dan cara mengekspresikan kekecewaan kami dari di daerah pemilihan I (Dapil I) terhadap kinerja dewan selama ini. Kami menganggap kinerja DPRK Aceh Singkil sekarang dinilai gagal sebagai wakil yang kami tunjuk di Pemilu tahun 2014," kata Arfan SP Koordinator Gerakan Perubahan kepada wartawan di Singkil, Selasa.
Dikatakan, banyak hal yang tak bisa terselesaikan oleh mereka di kursi parlemen itu, salah satunya penanganan banjir tahunan yang melanda Singkil, tidak ada kontribusi apapun yang mereka lakukan dalam pencegahannya.
Yang lebih miris lagi, setiap banjir melanda Aceh Singkil tidak ada satu batang hidung mereka pun melihat penderitaan rakyat di lokasi musibah banjir," ujarnya.
Arfan juga menyinggung, pengalihan relokasi rumah bantuan untuk dua desa, yakni Desa Teluk Rumbia dan Desa Rantau Gedang dipindahkan ke kecamatan lain tanpa ada pemberitahuan yang jelas oleh instansi terkait, di sini dari anggota DPRK Aceh Singkil Dapil Satu pun tidak ada yang berkomentar atas pembelaannya kepada masyarakat," ujarnya.
"Kami sudah jenuh dan bosan, rakyat sudah banyak terkena penyakit 'gula' akibat terlalu banyak memakan janji manis para anggota dewan sebelum terpilih," ujar dia.
"Saya yakin dan percaya DPRK Dapil I Aceh Singkil ini akan tidak dipilih lagi di 2019, karena masyarakat Singkil sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang tidak," katanya.
"Ada delapan orang wakil kami duduk di kursi DPRK, dua diantaranya Wakil l dan ll namun daerah kami toh tetap begitu - begitu saja keadaannya," keluh Arfan.
Arfan menuturkan, gerakan ini Insya Allah akan terus menerus disosialisasikan, didengungkan kepada masyarakat khususnya kawasan Dapil l hingga tiba masa Pemilu 2019.
Sementara, untuk program pengadaan kaos rencananya akan ditempah 10.000 helai lengkap bertuliskan "Kaos # 2019 Ganti DPRK Dapil I Aceh Singkil", tujuannya agar ke delapan dewan yang sekarang tidak dipilih lagi di 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018