Meulaboh (Antaranews Aceh) - Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh menyusun strategi pengembangan ilmu agama Islam di sekolah umum dengan menugaskan guru dari pasantren mengajar di sekolah-sekolah umum.
Ketua MPD Aceh Barat Dr Khairuddin,M.Pd di Meulaboh, Kamis mengatakan terobosan itu untuk mewujudkan visi-?misi pemerintah daerah yang hendak menjadikan masyarakatnya yang relegius dan generasi yang hafiz Al Quran.
"Qanun Aceh tentang ini sudah ada, namun belum diterjemahkan sepenuhnya untuk dilaksanakan, kita Aceh Barat, lewat MPD, untuk menjawab itu bekerjasama dengan Tim TP2D, menyusun rencana penempatan guru pasantren di sekolah,"sebutnya.
Hal itu sesuai kurikulum Nangro Aceh Darusslam (NAD) nomor 23 tahun 2002, kemudian dirubah nomor 5 tahun 2008, pendidikan di Aceh adalah pendidikan berlandaskan Alquran dan hadits, nilai budaya Aceh yang terintegrasi dengan pancasila UUD 1945.
Dr Khairuddin, menyampaikan, pendidikan berbasis Islami yang dimaksudkan sebagai pilot projek guru pasantren akan mengajar di sekolah - sekolah umum, dengan demikian pada sekolah umum akan ada transfer ilmu pengetahuan spritual kepada anak didik.
"Ada transfer ilmu bersifat spritualitas juga kepada guru umum, sehingga upaya ini menjadikan pendidikan berkarakter, anak kita ke depan adalah hafiz quran, mengerti ketauhidan dan dia juga mumpuni dalam pendidikan umum,"sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, melalui upaya tersebut diharapkan lima tahun ke depan pendidikan di sekolah umum di Aceh Barat berbasis islami, karenanya langkah awal MPD akan melatih guru pasantren dalam managemen maupun metode mengajar di sekolah.
Target Pemkab Aceh Barat, guru pasantren ke depan bukan hanya terampil dalam bidang spritualitas tetapi juga intelektualitas, dengan demikian pendidikan agama dan umum tidak dikotomi bahkan diibaratkan bagai dua mata sisi uang.
"Menjadi tangungjawab kita saat ini adalah setingkat SD dan SMP, tetapi tidak menutup kemungkinan SMA pun kita intervensi dan kita kerjasama karena secara geografis sekolah itu berada di rung kita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Ketua MPD Aceh Barat Dr Khairuddin,M.Pd di Meulaboh, Kamis mengatakan terobosan itu untuk mewujudkan visi-?misi pemerintah daerah yang hendak menjadikan masyarakatnya yang relegius dan generasi yang hafiz Al Quran.
"Qanun Aceh tentang ini sudah ada, namun belum diterjemahkan sepenuhnya untuk dilaksanakan, kita Aceh Barat, lewat MPD, untuk menjawab itu bekerjasama dengan Tim TP2D, menyusun rencana penempatan guru pasantren di sekolah,"sebutnya.
Hal itu sesuai kurikulum Nangro Aceh Darusslam (NAD) nomor 23 tahun 2002, kemudian dirubah nomor 5 tahun 2008, pendidikan di Aceh adalah pendidikan berlandaskan Alquran dan hadits, nilai budaya Aceh yang terintegrasi dengan pancasila UUD 1945.
Dr Khairuddin, menyampaikan, pendidikan berbasis Islami yang dimaksudkan sebagai pilot projek guru pasantren akan mengajar di sekolah - sekolah umum, dengan demikian pada sekolah umum akan ada transfer ilmu pengetahuan spritual kepada anak didik.
"Ada transfer ilmu bersifat spritualitas juga kepada guru umum, sehingga upaya ini menjadikan pendidikan berkarakter, anak kita ke depan adalah hafiz quran, mengerti ketauhidan dan dia juga mumpuni dalam pendidikan umum,"sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, melalui upaya tersebut diharapkan lima tahun ke depan pendidikan di sekolah umum di Aceh Barat berbasis islami, karenanya langkah awal MPD akan melatih guru pasantren dalam managemen maupun metode mengajar di sekolah.
Target Pemkab Aceh Barat, guru pasantren ke depan bukan hanya terampil dalam bidang spritualitas tetapi juga intelektualitas, dengan demikian pendidikan agama dan umum tidak dikotomi bahkan diibaratkan bagai dua mata sisi uang.
"Menjadi tangungjawab kita saat ini adalah setingkat SD dan SMP, tetapi tidak menutup kemungkinan SMA pun kita intervensi dan kita kerjasama karena secara geografis sekolah itu berada di rung kita," katanya.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018