Meulaboh (Antaranews Aceh) - Harga jual eceran telur ayam buras di pasar Aceh Barat, Provinsi Aceh berangsur turun setelah mengalami kenaikan beberapa waktu lalu akibat pengaruh kenaikan harga pakan unggas impor.
Kepala Dinas Perdagangan Aceh Barat Teuku Erwansyah, di Meulaboh, Jum`at, mengatakan, berdasarkan peninjauan pihaknya kenaikan harga telur dipengaruhi oleh pembelian pakan dari luar negeri untuk lebih menjamin keberhasilan produksi.
"Banyak peternak setelah kita cek ke distributor di Sumatera Utara, mereka menggunakan pakan dari luar negeri. Jika mata uang kita melemah hal itu membuat harga pakan naik dan berdampak pada nilai jual komiditi,"katanya.
Harga jual eceran telur ayam buras pada Minggu terakhir Juli 2018 di atas harga ?Rp1.440/butir atau seharga Rp45.000/ lempeng (isi 30 butir), namun terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2018 harga telur menjadi Rp1.400 perbutir atau sudah seharga Rp42.000/ butir.
Harga tersebut tercantum dalam Laporan perkembangan harga bahan pokok penting dan strategis Dinas Perdagangan Aceh Barat, pada Minggu pertama Agustus 2018, turunnya harga salah satu sembilan bahan pokok itu karena sudah dilakukan intervensi oleh pemerintah.
Erwansyah, menjelaskan, selama ini kenaikan harga telur bukan hanya di Aceh Barat saja, melonjaknya harga tersebut dipicu oleh beberapa faktor, meskipun permintaan lokal menurun belum tentu harga suatu komoditi yang didistribusikan dari luar juga ikut stabil.
"Salah satu penyebabnya karena kenaikan harga pakan, jika harga pakan naik maka juga akan menambah modal produksi para peternak ayam petelur, apalagi pakan yang dipakai oleh mereka yakni barang dari lur negeri,"kata dia lagi.
Lebih lanjut disampaikan, ketidakstabilan nilai tukar Rupiah terhadap dolar sejak beberapa pekan lalu, juga akan berdampak bagi para peternak yang menggunakan pakan berkualitas impor dari negara tetangga, sebab tidak semua ?ayam petelur diberikan pakan lokal.
Meskipun permintaan menurun, terang Kadis jika nilai tukar Rupiah masih melemah belum tentu harga suatu komiditi yang menggunakan hasil atau pakan dari luar juga ikut turun.
Sementara itu, pada minggu pertama Agustus 2018 ini fluktuasi harga justru terjadi pada ayam daging (ayam broiler), harga jual ayam menjadi Rp70.000 per ekor atau mengalami kenaikan dari harga eceran sebelumnya Rp55.000 per ekor.
"Sudah dua minggu harga ayam naik, dan kita harus nambah modal untuk membeli ayam dari distributor, pasokan juga kurang, makanya harga ayam naik di Meulaboh, para pembeli juga ikutan mengeluhkan kondisi ini," kata Meizal, pedagang di Pasar Bina Usaha Meulaboh.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Kepala Dinas Perdagangan Aceh Barat Teuku Erwansyah, di Meulaboh, Jum`at, mengatakan, berdasarkan peninjauan pihaknya kenaikan harga telur dipengaruhi oleh pembelian pakan dari luar negeri untuk lebih menjamin keberhasilan produksi.
"Banyak peternak setelah kita cek ke distributor di Sumatera Utara, mereka menggunakan pakan dari luar negeri. Jika mata uang kita melemah hal itu membuat harga pakan naik dan berdampak pada nilai jual komiditi,"katanya.
Harga jual eceran telur ayam buras pada Minggu terakhir Juli 2018 di atas harga ?Rp1.440/butir atau seharga Rp45.000/ lempeng (isi 30 butir), namun terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2018 harga telur menjadi Rp1.400 perbutir atau sudah seharga Rp42.000/ butir.
Harga tersebut tercantum dalam Laporan perkembangan harga bahan pokok penting dan strategis Dinas Perdagangan Aceh Barat, pada Minggu pertama Agustus 2018, turunnya harga salah satu sembilan bahan pokok itu karena sudah dilakukan intervensi oleh pemerintah.
Erwansyah, menjelaskan, selama ini kenaikan harga telur bukan hanya di Aceh Barat saja, melonjaknya harga tersebut dipicu oleh beberapa faktor, meskipun permintaan lokal menurun belum tentu harga suatu komoditi yang didistribusikan dari luar juga ikut stabil.
"Salah satu penyebabnya karena kenaikan harga pakan, jika harga pakan naik maka juga akan menambah modal produksi para peternak ayam petelur, apalagi pakan yang dipakai oleh mereka yakni barang dari lur negeri,"kata dia lagi.
Lebih lanjut disampaikan, ketidakstabilan nilai tukar Rupiah terhadap dolar sejak beberapa pekan lalu, juga akan berdampak bagi para peternak yang menggunakan pakan berkualitas impor dari negara tetangga, sebab tidak semua ?ayam petelur diberikan pakan lokal.
Meskipun permintaan menurun, terang Kadis jika nilai tukar Rupiah masih melemah belum tentu harga suatu komiditi yang menggunakan hasil atau pakan dari luar juga ikut turun.
Sementara itu, pada minggu pertama Agustus 2018 ini fluktuasi harga justru terjadi pada ayam daging (ayam broiler), harga jual ayam menjadi Rp70.000 per ekor atau mengalami kenaikan dari harga eceran sebelumnya Rp55.000 per ekor.
"Sudah dua minggu harga ayam naik, dan kita harus nambah modal untuk membeli ayam dari distributor, pasokan juga kurang, makanya harga ayam naik di Meulaboh, para pembeli juga ikutan mengeluhkan kondisi ini," kata Meizal, pedagang di Pasar Bina Usaha Meulaboh.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018