Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Singkil, Provinsi Aceh, mengaku kewalahan menangani praktik perambahan hutan liar atau ilegal di Suaka Margasatwa Rawa Singkil.
"Kami kewalahan menangani perambahan hutan ilegal di Suaka Margasatwa Rawa Singkil," ungkap Kepala BKPH Singkil Saiful Amri yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Saiful Amri menduga oknum tertentu ikut terlibat dalam praktik perambahan hutan di kawasan dilindungi tersebut. Termasuk ada oknum dari kalangan internal diduga turut bermain.
Menurut Saiful Amri, kecurigaan ada oknum internal yang diduga terlibat seperti setiap rencana operasi selalu bocor. Buktinya, saat operasi pembalakan liar, selalu tidak ditemukan pelakunya.
"Padahal sebelum operasi, kami sudah mengantongi data dan lokasi pembalakan liar. Ketika operasi, pelaku tidak pernah ditemukan, kendati sisa perambahan hutannya terlihat," sebut Saiful Amri.
Saiful Amri juga menambahkan, pihaknya juga mengantongi informasi gembong kayu yang diduga terlibat perambahan hutan Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Namun, pihaknya kewalahan menghadapi kelompok tersebut.
"Kami juga sudah mengantongi informasi kapan kayu hasil perambahan liar dibawa keluar Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Termasuk diangkut menggunakan mobil oknum tertentu," kata dia.
Saiful Amri menyebutkan, kayu hasil perambahan hutan dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil keluar sejak Sabtu hingga Rabu antara pukul lima hingga tujuh sore.
"Sedangkan pada Kamis, kayu tidak dikeluarkan karena ada hari pekan atau hari pasar. Di mana pada hari pekan, banyak warga beraktivitas di pasar," kata Saiful Amri.
Ia mengaku permasalahan pembalakan liar di Suaka Margasatwa Rawa Singkil ?tersebut sudah kepada atasan, tetapi kurang mendapat respons. Kendati begitu, pihaknya akan berupaya melaporkan ke atasan lebih tinggi lagi, termasuk ke menteri terkait.
"Kami mengajak pemerintah daerah maupun instansi terkait lainnya ikut merespons persoalan pembalakan liar di Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Jika praktik ilegal ini terus berlangsung, kawasan lindung itu dipastikan rusak," kata Saiful Amri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Kami kewalahan menangani perambahan hutan ilegal di Suaka Margasatwa Rawa Singkil," ungkap Kepala BKPH Singkil Saiful Amri yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Saiful Amri menduga oknum tertentu ikut terlibat dalam praktik perambahan hutan di kawasan dilindungi tersebut. Termasuk ada oknum dari kalangan internal diduga turut bermain.
Menurut Saiful Amri, kecurigaan ada oknum internal yang diduga terlibat seperti setiap rencana operasi selalu bocor. Buktinya, saat operasi pembalakan liar, selalu tidak ditemukan pelakunya.
"Padahal sebelum operasi, kami sudah mengantongi data dan lokasi pembalakan liar. Ketika operasi, pelaku tidak pernah ditemukan, kendati sisa perambahan hutannya terlihat," sebut Saiful Amri.
Saiful Amri juga menambahkan, pihaknya juga mengantongi informasi gembong kayu yang diduga terlibat perambahan hutan Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Namun, pihaknya kewalahan menghadapi kelompok tersebut.
"Kami juga sudah mengantongi informasi kapan kayu hasil perambahan liar dibawa keluar Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Termasuk diangkut menggunakan mobil oknum tertentu," kata dia.
Saiful Amri menyebutkan, kayu hasil perambahan hutan dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil keluar sejak Sabtu hingga Rabu antara pukul lima hingga tujuh sore.
"Sedangkan pada Kamis, kayu tidak dikeluarkan karena ada hari pekan atau hari pasar. Di mana pada hari pekan, banyak warga beraktivitas di pasar," kata Saiful Amri.
Ia mengaku permasalahan pembalakan liar di Suaka Margasatwa Rawa Singkil ?tersebut sudah kepada atasan, tetapi kurang mendapat respons. Kendati begitu, pihaknya akan berupaya melaporkan ke atasan lebih tinggi lagi, termasuk ke menteri terkait.
"Kami mengajak pemerintah daerah maupun instansi terkait lainnya ikut merespons persoalan pembalakan liar di Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Jika praktik ilegal ini terus berlangsung, kawasan lindung itu dipastikan rusak," kata Saiful Amri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018