Meulaboh (Antaranews Aceh) - Sedikitnya lima hektare areal sawah diserang jamur Pyricularia oryzae penyebab patah leher batang padi di Desa Ie Lhob, Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh.

Ketua Kelompok tani ?Blang Pasie Jaya, Desa Ie Lhob, Mahmuddan, di Abdya, Minggu, mengatakan, serangan tersebut diprediksi akan menurunkan produktivitas tanaman padi sampai 50 persen karena terjadi pada masa reproduksi vegetatif tanaman.

"Tanaman padi saya yang diserang penyakit ini luasnya 3.333 meter persegi. Serangannya saat tanaman padi sedang mengeluarkan malai (bunga padi). Sehingga ketika umur padi tiga bulan, banyak bulir kosong," katanya.

Lokasi pesawahan itu diperbatasan Desa Mon Mameh dengan Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, sudah berbagai upaya dilakukan petani untuk mengatasinya, mulai dari penyemprotan pestisida, hingga dengan fungisida.

Mahmuddan, mengaku tidak kecewa jika hasil produksi padi yang diperoleh saat panen nanti berkurang, karena berbagai upaya telah dilakukan untuk membasmi hama tersebut, mulai secara tradisonal hingga dengan "obat" kimia.

"`Obat` seharga Rp70 ribu sudah tiga botol, yang berharga Rp50 ribu dua botol. Belum lagi obat lain yang saya semprotkan ke tanaman padi. Sudah habis ikhtiar kami lakukan, untuk apa kecewa, mungkin rezeki kami cuma segini diberikan Allah SWT," katanya.

Mahmud, berkata, tidak melaporkan kasus tersebut kepada pihak terkait, sebab hasil laporan sebelumnya yang disampaikan oleh petani lain tidak direspon dengan alasan penyakit tersebut tidak bisa diobati karena hamanya tertular dari benih yang disemaikan.

"Belum kami lapor, sebab sudah duluan dibawa contoh ke penyuluh oleh petani lain. Penyuluh bilang tidak ada obat untuk membasmi hama ini. Penyakit ini tertular dari benih. Benih padi yang kami gunakan ini tidak sesuai dengan kondisi lahan," ujarnya.

Ia mengaku bahwa benih padi yang ditanam pada musim tanam serentak 2018 tersebut, bukan berasal dari bantuan pemerintah daerah, tetapi dibeli secara swadaya disalah satu tokoh penyedia alat pertanian di kota Blangpidie (ibu kota Abdya).

"Tidak ada bantuan benih dari pemerintah daerah tahun ini. Benih padi yang kami tanam ini dulu kami beli di Blangpidie," ungkapnya seraya menunjukkan tanaman padi yang terserang penyakit patah leher di areal persawahan tersebut.

Ungkapan serupa juga diutarakan Edi Suherman, petani di desa yang sama tersebut juga mengatakan bahwa tanaman padi miliknya yang lokasinya berdampingan dengan sawah Mahmuddan juga ikut terserang penyakit patah leher.

"Tanaman padi saya terserang penyakit patah leher juga. Kini hanya tinggal sekitar 50 persen lagi yang bagus," ungkap Edi sat berada di gubuk sawah milik Mahmuddan.
 

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018