Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Kalangan industri mikro bidang kelautan dan perikanan di Banda Aceh mengakui kualitas garam lokal Aceh masih kalah dibandingkan produk impor.

"Kalau memakai garam lokal, maka produk ikan olahan saya kurang bagus hasilnya," ucap pemilik salah satu sentra produksi rumahan pengolahan ikan di Gampong Lampulo, Muhammad Nur Usman (65) di Banda Aceh, Kamis.

Garam lokal yang diproduksi petani di Aceh, lanjutnya, selain memiliki tekstur yang besar atau kasar, dan juga memiliki rasa yang kurang tajam.

Ia mencontohkan, untuk merebus daging ikan yang telah dipisahkan dari kulit, tulang, dan kepala dalam satu dandang besar, dibutuhkan dua kali lipat garam lokal dibanding produk impor

Usaha pengolahan ikan tingkat rumahan yang diproduksinya terdiri dari dua jenis, yakni ikan asin dan ikan "keumamah" merupakan khas Aceh. Usaha itu mulai ditekuni sejak tahun 1970-an, dan kini memperkerjakan tiga orang karyawan.

"Jika kita pakai garam (impor) dalam satu sak (ukuran 10 kilogram), maka bisa untuk lima dandang besar besar untuk merebus ikan. Baik ikan `keumamah` dan ikan asin," terangnya. 

Teuku Arizal (45), pemilik usaha pengolahan ikan di Gampong Lam Dingin, Banda Aceh, mengatakan untuk penjemuran, bila memakai garam lokal, agak cepat kering, sedangkan (garam) impor tergantung teriknya matahari.

Badan Pusat Statistik Aceh menyebutkan, tahun 2018 hingga Juli total impor garam ke provinsi itu tercatat senilai 870.783 dolar AS. Nilai impor ini meningkat 0,72 persen dibanding periode Januari sampai Juli 2017 senilai 864.600 dolar AS.

Gubernur Aceh (nonaktif) Irwandi Yusuf pada tahun 2017 menyatakan, provinsi tersebut memiliki panjang garis pantai mencapai 2.666 kilometer.

Ini, lanjutnya, merupakan salah satu potensi untuk digarap para petani agar Aceh menjadi produsen garam terbesar di Sumatera.

Aceh memiliki luas kawasan laut mencapai 295 ribu kilometer persegi dengan panjang garis pantai mencapai 2.666 kilometer, ujar Irwandi.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018