Lhokseumawe, 27/10 (Antara)- Bawang merah produksi dalam negeri merajai pasar tradisonal di Kota Lhokseumawe,  berbeda dengan sebelumnya saat pasar bawang merah dibanjiri oleh produk impor.

“ Sekarang pada umumnya pedagang menjual bawang merah produksi dalam negeri. Karena selain harganya yang stabil dan terjangkau juga rasanya lebih enak dibandingkan dengan bawang peking (bawang impor),” ungkap Furqan, salah seorang pedagang bawang dipasar Inpres Lhokseumawe, Sabtu.

Lanjutnya, hal itu berbeda dengan waktu-waktu sebelunya, dimana bawang merah yang banyak dijual dipasar adalah jenis bawang merah impor. Namun, seiring lancarnya pasokan bawang merah dalam negeri, maka salah satu komoditi pertanian tersebut mampu merajai pasar lokal.

Sebutnya, jenis bawang merah dalam negeri tersebut, selain berasal dari produksi lokal petani di Provinsi Aceh, juga berasal dari pulau Jawa, sedangkan harganya saat sekarang adalah Rp 20 ribu / Kg.

“ Bawang lokal ini, selain didatangkan dari Kabupaten Pidie juga ada yang didatangkan dari pulau Jawa. Begitu juga dengan harganya masih sangat stabil dan terjangkau. Sementara sebelumnya harga bawang dalam negeri ini pernah mencapai Rp 40 ribu /Kg,” ujarnya.

Karena terjangkaunya harga bawang merah lokal dan juga pasokan yang lancar. Hampir semua pedagang bawang di Lhokseumawe lebih menjual bawang merah dalam negeri. Selain itu, rasanya juga jauh lebih enak dan wangi bawang lokal dibandingkan dengan bawang merah impor, jelas pedagang bawnag itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa pedagang bawang lainnya, serta pada umumnya juga lebih menjual bawang merah lokal daripada bawang merah impor. Karena harga yang terjangkau dan rasanya juga lebih enak.

Pewarta: Mukhlis

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018