Banda Aceh, (Antaranews Aceh) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyebut, nilai ekspor kopi dataran tinggi provinsi ini di September 2018 tercatat 4,65 juta dolar AS yang mengalami penurunan 36,88 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Untuk ekspor kopi Gayo kita (Aceh) di September tahun ini turun sebesar 36,88 persen," terang  Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Kenda Prayatno di Banda Aceh, Kamis. 

Ia menuturkan, ekspor komoditas unggulan dari wilayah Tengah yang dikirim melalui pelabuhan di luar Aceh tersebut sepanjang Agustus 2018 senilai 7,37 juta dolar AS.

Menurutnya, penurunan terjadi akibat sepinya permintaan dari belasan negara tujuan yang harus dipenuni oleh kalangan eksportir kopi, baik jenis Robusta maupun Arabika.

Rerata kedua jenis kopi ini diekspor masih dalam kondisi belum dipanggang, dan tidak dihilangkan kandungan kafein tanaman ini dengan negara terbesar, yakni Amerika Serikat.

"Ekspor di September 2018 melalui pelabuhan di Sumatera Utara, seperti bandara Kuala Namu, pelabuhan Belawan, dan pelabuhan Tanjung Balai Asahan tercatat 7,28 juta dolar AS," katanya.

"Sedangkan ekspor melalui Jakarta cuma tercatat 5.477 dolar AS," sebut Kenda.

Pelaku eksportir Kopi Arabika Gayo telah memperbaharui kontrak ekspor komoditas unggulan itu, menyusul harga kopi di tingkat petani di Aceh Tengah dan Bener Meriah terus melambung tinggi.

Armiyadi, eksportir di Takengon, Aceh Tengah, menuturkan harga kopi Gayo "green bean" di pasar dunia saat ini berada di kisaran 7,5 dolar AS per kilogram atau setara Rp102.000 per kilogram (kg). 

"Harga tertinggi sekarang di kontrak itu 7,2 dolar sampai 7,5 dolar per kg. Kalau 7,5 dolar dikali dengan kurs rupiah sekarang Rp13.500 adalah Rp102.000 per kg, dan harga ini belum pernah ada sebelumnya," tutur Armiyadi.
***3***

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018