Banda Aceh (ANTARA) - Bagi sejumlah wisatawan Malaysia, salah alasan mereka untuk mengunjungi Provinsi Aceh adalah ingin merasakan sensasi nikmatnya kopi aceh yang terkenal secara langsung di warung kopi (warkop) lokal.
Karena itu, mengunjungi warkop yang masih menyajikan kopi secara tradisional atau kopi saring, selalu masuk dalam daftar perjalanan wisatawan negeri jiran saat mereka datang ke provinsi paling barat Indonesia itu.
"Kopi, salah satu di kedai kopi, nak (ingin) merasakan kopi langsung yang kita dengar dari luar, kopi Aceh ini berkualitas tinggi," kata Jauhari Abdullah, seorang wisatawan Malaysia saat ditemui ANTARA di Warkop Budi, Kota Banda Aceh, Selasa.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Tengah: Kopi gayo kebanyakan masih dijual green bean
Meski kopi aceh juga ada di Malaysia, lanjutnya, tetapi rasanya berbeda karena disana sudah dalam kemasan saset. Sedangkan, yang sudah disajikan di sana juga kurang nikmat karena telah dicampur dengan bahan lainnya.
Selain itu, harga kopi aceh yang sudah diproses di Malaysia juga mahal. Segelas kopi disana dihargai 5 sampai 16 ringgit atau setara Rp16.500 hingga Rp52 ribu (1 RM = Rp3.300).
"Tidak ada kopi macam di sini, saya tengok ada yang dicampur juga, dan dia kopi lokal. Memang terbaik lah," ujar wisatawan asal Kuala Kedah ini.