Meulaboh (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat, akan segera memperbaiki jembatan rangka baja yang rubuh untuk menghubungkan kembali akses jalur darat masyarakat pedalaman tujuan ke pusat kota dan pemerintahan.

"Kami sudah membicarakan rencana pembangunan jembatan penghubung antara kecamatan ini, dan Insyallah akan dikerjakan pada awal 2019 setelah pengesahan anggaran," kata Anggota DPRK Aceh Barat, Nurhayati, di Meulaboh, Kamis.

Jembatan Ulee Raket yang menghubungkan Kecamatan Kaway XVI tujuan Kecamatan Pante Ceureumen, di wilayah administrasi Desa Sawang Teubee, rubuh dan ambruk ke sungai pada Senin (12/11) dini hari, beruntung tidak ada korban jiwa saat peristiwa itu.

Nurhayati mengemukakan, jembatan tersebut merupakan urat nadi perekonomian masyarakat kawasan Kecamatan Pante Ceureumen, yang mayoritas merupakan petani dan pekebun, di mana setiap saat membutuhkan akses jalan membawa hasil pertanian ke kota.

Kondisi saat ini sangat memprihatinkan karena masyarakat harus menggunakan jarak tempuh perjalanan cukup jauh, terutama bagi pengguna mobil.

Dia prihatin karena masyarakat di kawasan Daerah Pemilihan (Dapil) asalnya itu, saat ini bisa dikatakan terisolasi.

Baca juga: Jembatan ambruk, warga kesulitan menuju ke pusat kota

"Mereka terisolir, tidak bisa membawa hasil pertanian dan apapun ke kota sejak kejadian itu. Belum ada keputusan apakah dilakukan pembangunan ulang atau dipindahkan. Dua opsi ini masih kami bicarakan sesuai hasil Detail Enggenering Design (DED)," ujar Nurhayati.

Ia memperkirakan butuh anggaran Rp20 miliar untuk pembangunan ulang jembatan tersebut di lokasi yang sama, sementara apabila dipindahkan mungkin bisa menekan jumlah anggaran dengan pemanfaatan kontruksi lama yang masih bisa digunakan.

Politisi Partai Aceh (PA) ini menyampaikan, anggaran yang telah dibahas untuk pekerjaan proyek jembatan rangka baja itu bersumber dari APBK dan Otonomi khusus (Otsus) yang saat ini pengelolaannya sudah dikembalikan ke kabupaten/ kota di Aceh.

Nurhayati menyatakan, untuk pembangunan maksimal eksekutif dan legislatif akan mengajukan kepada pemerintah pusat untuk pembangunan jembatan tersebut, sebab pembangunan awal menggunakan APBN pada tahun anggaran 1996.

"Masyarakat saat ini masih menggunakan rakit, jangan sampai dengan kondisi telah maju akan terulang penggunaan rakit untuk menyeberang sungai. Kita akan memperjuangkan agar jembatan itu segera dibangun dan selesai 2019," tandasnya.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018