Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Hubungan transportasi darat Tapaktuan (Kabupaten Aceh Selatan)-Kota Subulussalam, Provinsi Aceh lumpuh, karena bandan jalan nasional di Desa Ladang Rimba, terendam banjir kiriman.
    
Wakil Ketua Partai Golkar Aceh, Suprizal, SH kepada Antara di Banda Aceh, Minggu menyatakan, dari laporan Koordinator Satgas SAR Aceh Selatan Mayferi, transportasi darat lumpuh sejak pukul 11.00 WIB, sehingga terjadi antrian panjang kenderaan.
    
Sufrizal yang juga Koordinator daerah (Korda) Dapil 9 (Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Aceh Singkil) itu menyebutkan, ketinggian air di badan jalan, tepatnya di Desa Ladang Rimba, Kecamatan Tromon Tengah, Aceh Selatan, mencapai 1 hingga 1,5 meter.
    
Dikatakan, banjir tersebut akibat meluapnya Sungai Alas dari Kabupaten Aceh Tenggara, menyusul hujan lebat yang mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari terakhir ini.
    
Dikatakan, kenderaan pribadi roda empat sejak pukul 11.00 WIB sudah tidak bisa lewat, sedangkan sepeda motor harus menggunakan becak.
    
Truk sedang roda enam, jenis cold diesel juga tidak bisa lewat, kalau dipaksa mesin mati. "Kenderaan yang bisa lewat hanya truk besar jenis Fuso," kata calon anggota legisltaif DPR Aceh Dapil 9 ini.
    
Saat ini, kata Sufrizal, terjadi antrian sepanjang 1 Km dari arah Tapaktuan ke Subulussalam atau sebaliknya arah Subulussalam ke Tapaktuan.
    
Disebutkan, banjir ini puncaknya diperkirakan pada Minggu malam, karena hujan di daerah Aceh Tenggara masih turun.
    
Kondisi banjir tersebut juga berpengaruh terhadap hubungan transportasi darat ke wilayah pedalaman Aceh Selatan, seperti Kawasan Bulosemak, yang juga juga sulit dilewati kenderaan.
    
Dilaporkan juga, ribuan warga di enam desa di Kecamatan Trumon Tengah dan Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, sudah mengungsi, karena rumah mereka juga sudah digenangi banjir kiriman setinggi 1-1,5 meter.
    
Enam desa yang terendam banjir yakni Desa Lhokraya, Cot Bayen, Titi Poben, Desa Kapai Sesak, dan Senebok Pusuk di Kecamatan Trumon Tengah dan satu desa di Kecamatan Tromon.
    
Sufrizal menyatakan, musibah banjir di kawasan Trumon tersebut hampir terjadi setiap tahun, sehingga menjadi masalah serius yang harus ditangani pemerintah.
    
Oleh karena itu, ia mengahrapkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh untuk segera melakukan penelitian untuk mencegah agar tidak terjadi banjir yang sudah menjadi langganan masyarakat masyarakat Trumon.
    
"Jadi, saya berharap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh melakukan penelitian, karena dampaknya cukup besar, mengingat musibah ini sudah menahun," katanya.
    
Penelitian ini dilakukan agar pemerintah tidak salah dalam melakukan pencegahan, sehingga banjir serupa tidak terjadi lagi pada tahun-tahun berikutnya, katanya.
 

Pewarta: Heru Dwi Suryatmojo

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018