Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Helvizar Ibrahim minta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di seluruh kabupaten/kota untuk tetap siaga terhadap inflasi sehingga upaya menekan dan menjaga laju inflasi di daerah setempat dapat terwujud.

"Kami minta kepada seluruh pemangku kepentingan agar dapat berperan aktif untuk memantau dan memastikan seluruh kebutuhan di pasaran mulai dari pasokan hingga ketersediaan terpenuhi dengan baik di pasar," kata Helvizar di Banda Aceh, Rabu, di sela-sela pembukaan pertemuan TPID seluruh Aceh triwulan I tahun 2019.

Ia menjelaskan inflasi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti cuaca buruk yang menghambat distribusi pasokan makanan atau pun tingginya curah hujan yang berpengaruh terhadap sejumlah komoditas pertanian.

"Pengendalian inflasi memerlukan koordinasi yang baik dari berbagai pihak dan pemangku kepentingan serta lintas instansi," katanya.

Menurut dia, dengan adanya koordinasi yang baik dengan semua pemangku kepentingan maka laju inflasi yang terjadi setiap bulannya di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu dapat dikendalikan.

Ia mengatakan inflasi Aceh sepanjang 2018 cukup stabil yakni pada kisaran 1,84 persen atau lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang mencapai 3,13 persen.

Helvizar memberi apresiasi terhadap kinerja seluruh TPID Aceh atas keberhasilannya menjadikan inflasi dalam kondisi yang stabil dan ia berharap kinerja tersebut dapat terus ditingkatkan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Zainal Arifin Lubis mengatakan inflasi Aceh selama 2018 tercatat 1,84 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya 4,25 persen.

Zainal menjelaskan ada beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi selama 3 tahun terakhir di Aceh di antaranya ikan tongkol, beras, daging ayam ras, udang basah, cumi-cumi dan cabai rawit.
 

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019