Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Aceh memperkirakan ekonomi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu akan tumbuh positif pada tahun 2023 yakni sebesar 3 sampai 3,3 persen (yoy)
“Pertumbuhan ekonomi regional Aceh 2023 kita perkirakan mengalami perlambatan, namun masih mampu tumbuh positif dan laju inflasi Aceh pada tahun 2023 dapat kembali ke dalam rentang target inflasi nasional sebesar 3+-1 persen,” kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Provinsi Aceh yang di pusatkan di ruang auditorium T Umar, Bank Indonesia Provinsi Aceh di Banda Aceh dan secara nasional berlangsung di Jakarta dihadiri langsung Presiden Joko Widodo dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo .
Ia menjelaskan tantangan yang semakin berat ke depan tersebut dapat diantisipasi melalui penguatan sinergi antara Pemerintah Aceh, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya melalui langka-langkah inovasi yakni mempercepat dan mengoptimalkan belanja daerah untuk mengoptimalkan pemulihan ekonomi dan mendukung pengendalian inflasi.
Selanjutnya memperkuat koordinasi kebijakan dalam Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dan mendukung percepatan pemulihan pelaku industri dan melanjutkan upaya peningkatan nilai tambah.
Kemudian mendorong penguatan UMKM dan ekonomi syariah untuk ekonomi yang lebih inklusif, pemulihan sektor pariwisata, pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan usaha, iklim investasi dan usaha, serta digitalisasi untuk bersiap bangkit dan tumbuh lebih kuat ke depan.
Pihaknya optimistis sinergi dan inovasi untuk mengoptimalkan berbagai potensi ekonomi yang ada di Tanah Rencong akan memberikan manfaat maksimal untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju Indonesia Maju.