Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menyarankan, pemangku kepentingan baik tingkat provinsi maupun daerah supaya memperhatikan pengelola agar terus meningkatkan berbagai aktifitas wisatawan di destinasi wisata yang ada di Pulau Weh, Kota Sabang, Aceh.
"Kalau yang mengelola destitasi wisata di Sabang tidak membenahi, dan tidak upgrade (tingkatkan), dikhawatirkan menimbulkan efek jera bagi wisatawan yang berkunjung," ujar Sekretaris ASITA Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Kamis.
Dampaknya, lanjut dia, maka wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) tidak mengulangi perjalanan, seperti hanya untuk liburan ke pintu gerbang barat Indonesia tersebut.
Pihaknya meminta terutama kepada Pemerintah Kota (Pemko) Sabang serius memperhatikan wisata seperti apa dikembangkan, sedikitnya di 18 destinasi wisata di Pulau Weh dan pulau-pulau kecil lainnya.
"Kalau wisata air, seperti menyelam, mancing atau 'city tour', kan harus dipetakan dulu. Setelahnya, baru diperhatikan maintenance-nya (pemeliharaannya). Sabang itu kan, kecil," ujarnya.
Ia mengatakan, Pemko Sabang tersebut harus memunculkan gagasan supaya masyarakat setempat mendapat manfaat sebesar-besarnya dengan pembuatan sentra-sentra destinasi di berbagai objek wisata.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh sepanjang 2018, jumlah penumpang laut di Pelabuhan Balohan Sabang termasuk membawa wisnus dan wisman tercatat 730.307 orang atau meningkat mencapai 15 persen dari 635.344 orang di tahun 2017.
Sedangkan penumpang transportasi udara menggunakan Bandara Maimun Saleh Sabang selama 2018 tercatat 342 orang yang mengalami penurunan 102 orang atau 444 orang sepanjang 2017.
"Lazimnya wisnus itu kan membawa pulang oleh-oleh khas Sabang, tetapi tidak cuma baju. Maka buat sesuatu khas Sabang yang menarik minat wisatawan untuk membeli," ucap dia.
"Misalnya turis asing kapar pesiar yang singgah di Sabang, dan cuma miliki waktu cuma beberapa jam. Waktu mereka itu yang diprioritaskan, seperti kegiatan memancing. Tetapi ini hanya contoh, tinggal dikembangkan saja," saran Totok.
Kepala Bank Indonesia (BI) Aceh Zainal Arifin Lubis tahun lalu mengatakan, pihaknya melihat adanya peluang yang luar biasa melalui sektor pariwisata di Sabang yang mendiami Pulau Weh seluas 156,3 kilometer per segi.
Ia menilai, Sabang memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan melalui sektor ekonomi keluarga melalui Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Sabang memiliki banyak macam bahan baku yang dapat dijadikan untuk meningkatkan ekonomi rakyat, yakni adanya cengkeh, kelapa, dan lain-lain. Jika semua itu diolah, maka akan memberikan peningkatan ekonomi bagi rakyat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Kalau yang mengelola destitasi wisata di Sabang tidak membenahi, dan tidak upgrade (tingkatkan), dikhawatirkan menimbulkan efek jera bagi wisatawan yang berkunjung," ujar Sekretaris ASITA Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Kamis.
Dampaknya, lanjut dia, maka wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) tidak mengulangi perjalanan, seperti hanya untuk liburan ke pintu gerbang barat Indonesia tersebut.
Pihaknya meminta terutama kepada Pemerintah Kota (Pemko) Sabang serius memperhatikan wisata seperti apa dikembangkan, sedikitnya di 18 destinasi wisata di Pulau Weh dan pulau-pulau kecil lainnya.
"Kalau wisata air, seperti menyelam, mancing atau 'city tour', kan harus dipetakan dulu. Setelahnya, baru diperhatikan maintenance-nya (pemeliharaannya). Sabang itu kan, kecil," ujarnya.
Ia mengatakan, Pemko Sabang tersebut harus memunculkan gagasan supaya masyarakat setempat mendapat manfaat sebesar-besarnya dengan pembuatan sentra-sentra destinasi di berbagai objek wisata.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh sepanjang 2018, jumlah penumpang laut di Pelabuhan Balohan Sabang termasuk membawa wisnus dan wisman tercatat 730.307 orang atau meningkat mencapai 15 persen dari 635.344 orang di tahun 2017.
Sedangkan penumpang transportasi udara menggunakan Bandara Maimun Saleh Sabang selama 2018 tercatat 342 orang yang mengalami penurunan 102 orang atau 444 orang sepanjang 2017.
"Lazimnya wisnus itu kan membawa pulang oleh-oleh khas Sabang, tetapi tidak cuma baju. Maka buat sesuatu khas Sabang yang menarik minat wisatawan untuk membeli," ucap dia.
"Misalnya turis asing kapar pesiar yang singgah di Sabang, dan cuma miliki waktu cuma beberapa jam. Waktu mereka itu yang diprioritaskan, seperti kegiatan memancing. Tetapi ini hanya contoh, tinggal dikembangkan saja," saran Totok.
Kepala Bank Indonesia (BI) Aceh Zainal Arifin Lubis tahun lalu mengatakan, pihaknya melihat adanya peluang yang luar biasa melalui sektor pariwisata di Sabang yang mendiami Pulau Weh seluas 156,3 kilometer per segi.
Ia menilai, Sabang memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan melalui sektor ekonomi keluarga melalui Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Sabang memiliki banyak macam bahan baku yang dapat dijadikan untuk meningkatkan ekonomi rakyat, yakni adanya cengkeh, kelapa, dan lain-lain. Jika semua itu diolah, maka akan memberikan peningkatan ekonomi bagi rakyat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019