Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Edi Anwar mengingatkan petani daerah itu untuk mematuhi jadwal tanam gadu agar tidak terkendala kekurangan air irigasi karena setiap wilayah irigasi mempunyai jadwal aliran air.

“Kita mengingatkan agar petani dapat memanfaatkan aliran air irigasi, dengan menjaga waktu turun ke sawah. Sehingga tidak terlambat dan terkendala air saat pintu air kembali ditutup,” jelas Edi Anwar di Lhoksukon, Kamis.

Edi Anwar menjelaskan, pintu air bendungan irigasi Langkahan akan dibuka pada 1 April 2019 berdasarkan hasil rapat Keujrun Blang (Lembaga adat persawahan) dan ditutup 30 Juni 2019, sesuai surat keputusan Bupati Aceh Utara.

Dikatakan, jaringan irigasi pada bendungan Langkahan ini dapat mengairi air ke sawah sejumlah kecamatan khususnya wilayah timur Aceh Utara, di antaranya Langkahan, Tanah Jambo Aye, Seunuddon, Baktiya, Baktiya Barat dan Lhoksukon. Air di bendungan itu juga mengairi ke sawah yang ada di Kecamatan Pante Bidari, Madat dan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur.

Edi Anwar mengatakan, imbauan itu disampaikan agar para petani tidak mengeluh kekurangan air, karena irigasi sudah ditutup. Dia juga menyebut, pembukaan pintu air dan penutupan dilakukan pihaknya sesuai hasil musyawarah para Keujrun Blang.

"Kami tidak bisa membuka dan menutup pintu air sesuka hati, tetapi hasil musyawarah. Jika pun ada penambahan pembukaan pintu air, maka itu adalah hasil musyawarah antar Keujrun Blang,” jelasnya.

Sementara itu, Razali Yusuf, petugas pintu air di jaringan irigasi bendungan Langkahan, yang berada di bawah dinas PU-PR mengingatkan, agar warga tidak membuang sampah atau limbah rumah tangga ke saluran irigasi.

"Kita mengimbau kepada warga untuk tidak membuang sampah ke saluran irigasi, karena dapat menyebabkan terganggunya proses aliran air ke sawah para petani, dan ini penting untuk diberitahukan," katanya.

Pewarta: Zubir

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019