Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menggelar acara silaturrahim mitra kemanusiaan yang selama ini telah menyukseskan berbagai program organisasi nirlaba profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan tahun ini.

Kepala ACT Cabang Aceh, Husaini Ismail di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan, kegiatan ini turut juga diisi ceramah agama yang disampaikan oleh Ustaz H Masrul Aidi Lc, dan berlangsung di salah satu hotel di daerah "Serambi Mekkah", julukan Banda Aceh kemarin.

Ia mengaku, pihaknya menyampaikan rasa terimakasih kepada berbagai mitra maupun donatur, sehingga tahun pertama ACT Aceh berdiri pada 2017 telah bisa sendiri alias mandiri.

"Alhamdulillah, pada tahun pertama ACT Aceh sudah mandiri untuk melaksanakan program berkat dukungan berbagai pihak," terangnya dalam acara bertema "Menyambut Ramadan dengan Amalan Terbaik itu".

Ia melanjutkan, dari mulai tahun pertama hingga 2019 jumlah penerima manfaat melalui ACT Aceh tercatat mencapai 48.705 orang di 18 kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia ini. Melalui program-program kemanusiaan ACT, meliputi zakat, distribusi pangan, memproduktifkan lahan wakaf, "mobile social rescue", pemberdayaan petani garam, dan sebagainya. 

Pihaknya juga turut terlibat pada program nasional, seperti pendistribusian beras hingga ke Palestina, Suriah, dan Somalia dari masyarakat di Indonesia. Ia mengklaim, tercatat dari Aceh di antaranya merupakan penyumbang beras terbanyak untuk Somalia.

Ia menjelaskan, kemauan orang Aceh untuk memberi sumbangan merupakan wujud dari keimanan, seperti bersedekah tidak harus menunggu ketika sudah makmur. "Dalam sebuah hadis disebutkan, barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan penderitan orang lain, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat," katanya.

Pihaknya berharap agar program-program ke depan yang dilaksanakan ACT mendapatkan rida Allah. "Kita tidak pernah tahu, amalan apa yang membuat kita masuk surga," sebut Husaini.

Ustaz Masrul Aidi menuturkan, bahwa dalam ajaran Islam mengajarkan umatnya menjadi pribadi dermawan. Ia mencontohkan, seperti kedermawan kaum muhajirin ketika menyambut kaum anshar di masa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah, dan bahkan Allah mengabadikan kisah kedermawanan itu dalam Alquran.

"Orang-orang Madinah menyambut kedatangan kaum Anshar dengan penuh sukacita. Tidak terbersit keinginan dalam hati kaum Muhajirin terhadap barang bawaan kaum Anshar. Tetapi memprioritaskan tamu dari Mekkah itu, meski diri mereka dalam keadaan sulit," terangnya.

Ia menjelaskan, persaudaraan tidak lagi menghitung harta melainkan cinta kepada sesama muslim, dan puncak keimanan seseorang ketika ia bisa merasakan apa yang dirasakan muslim lain, baik dalam keadaan senang maupun susah.

Dewasa ini, lanjut dia, penderitaan muslim di Yaman, Suriah, dan Palestina turut dirasakan oleh orang di Aceh dengan perumpamaan orang muslim seperti tubuh. "Bila salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lain ikut merasakannya. Nilai kemanusiaan sangat penting. Mukmim yang paling sempurna adalah yang paling bagus akhlaknya," ujarnya.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019