Desa Ceunamprong, Kecamatan Indra Jaya, merupakan salah satu  penghasil lobster di Kabupaten Aceh Jaya.

Ismail (30), salah seorang pencari lobster kepada Antara, Rabu (27/3) di desanya, menyampaikan, dirinya mencari lobster masih dengan cara tradisional yaitu dengan cara menyelam.

Ismail menyampaikan, dengan cara menyelam dirinya bisa mendapatkan 5 - 10 kilogram per malam dengan ukuran dan jenis beragam.

"Alhamdulillah, per malam kalau airnya tidak keruh saya bisa dapat 5 -10 kilogram lobster, itu kalau airnya tidak keruh," ujarnya.

Ia menuturkan, untuk harga lobster di Kabupaten Aceh Jaya masih stabil seperti biasa dengan jenis yang berbeda-beda, dari empat jenis udang raksasa ini.

Ismail menyampaikan jenis maradona paling diburu oleh para penyelam di Aceh Jaya.

"Jenis maradona bisa mencapai Rp600 ribu - Rp900 ribu per kilogram di tingkat pengumpul, itu juga tergantung besar udangnya," jelasnya.

Sedangkan, tiga jenis lainnya, yakni fatir dibadrol sekitar Rp400 ribu, jenis bambu Rp360 ribu dan jenis batu Rp260 ribu per kilogram.

Ismail menuturkan, dirinya senang mencari lobster, karena harganya yang mahal dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga, meskipun sangat berbahaya saat menyelam.

Ismail menyampaikan, keluhan yang sangat mendasar pada saat menyelam karena peralatan masih dengan cara tradisional.

"Kami sebagai penyelam tradisional banyak hal yang membuat kewalahan di laut, karena peralatan minim dan faktor cuaca yang berubah rubah menyebabkan hasil tangkapan tidak seperti diharapkan," tegasnya.

Oleh sebab itu, Ismail berharap kepada pemerintah daerah dapat membantu memfasilitasi para nelayan khususnya nelayan tradisional dengan peralatan yang memadai.

"Kami berharap kepada pemerintah supaya bisa memfasilitasi kebutuhan peralatan dan teknis untuk menambah dan meningkatkan pendapatan para penyelam lobster di Lhok Ceunamprong," harapnya.

 

Pewarta: Arif Hidayat

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019