Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh terus berupaya mengembangkan sektor perikanan budidaya menjadi sumber perekonomian alternatif petani sehingga menjadikan daerah itu produsen perikanan budidaya di pantai barat Aceh.

Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pangan (DKPP) Nagan Raya, M. Nasir dihubungi di Nagan Raya, Kamis mengatakan, daerah itu memiliki beberapa kawasan sentra produksi perikanan budidaya yang dikembangkan oleh kelompok tani binaan.

"Pemerintah akan terus berupaya, mulai dari pemetaan zona produksi hingga menyalurkan bantuan berupa bibit hingga penguatan sumber daya manusia petaninya sehingga usaha yang digeluti benar - benar menguntungkan," katanya.

Ia mencontohkan, seperti pengembangan perikanan budidaya lele sangkuriang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Cot Rambong, Kecamatan Kuala Pesisir, menjadi salah satu usaha yang menjadi binaan dan perhatian pemerintah daerah.

DKPP Nagan Raya, setiap tahun menyediakan jutaan benih ikan dengan berbagai komoditas yang disalurkan sesuai zona pengembangan dan potensi, seperti lele sangkuriang, ikan jurung atau keureuling, ikan nila dan ikan mas.

"Pembibitannya dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) di Kecamatan Beutong, kemudian disalurkan pada saatnya kepada masyarakat melalui usaha kelompok tani. Saya lihat memang masyarakat kita sudah banyak yang membuka usaha perikanan," imbuhnya.

Kabupaten Nagan Raya memiliki tiga zona pengembangan perikanan, pertama perikanan di air deras, yakni dilakukan pengembangan ikan jurung yang bisa hidup lepas dan lokasinya lebih tepat di Kecamatan Beutong karena terdapat sungai.

Kemudian, perikanan air sungai mengalir, yakni pengembangan perikanan budidaya dalam satu kawasan aliran sungai yang terbatas, namun dengan ukuran lumayan luas dan pemerintah melepaskan benih ikan nila dan ikan mas di sepanjang aliran sungai itu.

Selanjutnya kata M Nasir, pengembangan perikanan budidaya di kolam air tenang, yakni lebih kepada pengelolaan dalam bentuk kolam terpal maupun kolam tambak, semua kegiatan itu dikelola oleh kelompok nelayan.

"Di Beutong telah dilepas 7.000 benih ikan kerling berumur 3 bulan. Setelah memasuki usia panen nanti sialakan masyarakat mengambil, tapi dengan cara yang - cara yang ramah lingkungan, tidak boleh meracun dan hal lain bisa membunuh bibit," pungkasnya.
 

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019