Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Banda Aceh memberikan dukungan penuh terhadap warga yang membudidayakan udang vaname dengan sistem bioflok, inovasi tersebut diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru di ibu kota Provinsi Aceh.
"Kita dukung, karena prospeknya menjanjikan, dan insyaallah inovasi ini akan dapat membuka lapangan kerja baru di Banda Aceh sehingga bermanfaat bagi seluruh masyarakat," kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, di Banda Aceh, Jumat.
Aminullah mengatakan, budidaya udang vaname sistem bioflok perdana di Gampong (desa) Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa tersebut dilakukan dengan menggunakan terpal plastik sebagai wadah pemeliharaan dan pakan organik.
"Dengan penggunaan teknologi, udang yang sejatinya berhabitat di laut, kini bisa kita pelihara di darat," ujar Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh itu.
Aminullah menyampaikan, metode budidaya udang vaname ini sangat efektif diterapkan di Banda Aceh yang memang memiliki lahan terbatas, karena itu harus benar-benar dikelola secara baik hingga menghasilkan.
"Kalau ini berhasil, ke depan akan kita kembangkan seluas-luasnya di Banda Aceh. Saya akan mendukung penuh untuk diterapkan di seluruh desa," katanya.
Selain itu, kata Aminullah, saat ini Pemerintah Banda Aceh juga sedang mengembangkan budidaya ikan, kerang hijau, serta tiram di kawasan pesisir.
"Budidaya perikanan terus kita galakkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan warga dan perekonomian kota," demikian Aminullah.
Untuk diketahui, budidaya udang vaname perdana di Banda Aceh ini sebanyak empat kolam berdiameter sekitar 2,5 meter yang masing-masing berisi 6.500 bibit.
Setelah empat bulan, udang tersebut sudah bisa dipanenkan. Harga jualnya sekitar Rp 70 ribu per kilogram dengan isi 35 sampai 50 ekor sesuai ukuran.