Ustadz Dr Amri Fatmi menyatakan, agar tidak memandang shalat itu sebagai sebuah kewajiban tetapi sebagai hak, sehingga dalam melaksanakan ibadah lima waktu tersebut menjadi mudah. 

“Maksudnya menjadikan shalat itu sebagai hak adalah kebutuhan dan cara kita dalam memahami, menikmati setiap gerakan shalat serta bacaannya tanpa terburu-buru,” ujar putra Aceh yang menyelesaikan program doktoral dengan predikat cumlaude di Universitas Al-Azhar Mesir ketika mengisi tausyiah Isra' Mi'raj di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa (2/4) malam.

Ia juga mengatakan, kesalahan besar dalam mengerjakan shalat yaitu ketika menjadikan hal tersebut sebagai rutinitas tanpa diniatkan dengan niat yang ikhlas. Shalat itu seharusnya yang mengatur bagaimana cara seseorang ketika bekerja sehari-hari.

“Semua orang jika tidak meniatkan sesuatu yang benar karena Allah, maka dia telah mengingkari janji-nya dengan Allah,” ucapnya.

Dalam tausyiahnya ia juga menjelaskan mengapa banyak orang shalat tidak menjauhkan perbuatan keji dan mungkar.

“Niat karena Allah akan menuntun seseorang ke jalan yang benar dalam menjalani hidup. Hukumnya jika shalat itu diniatkan benar dan dikerjakan dengan benar pula, maka dia akan terjaga dari perbuatan keji dan mungkar,” jelasnya.

Ustadz Amri juga menambahkan, ilmu mengenai shalat harus selalu ditingkatkan dan dipahami segala makna dalam setiap gerakan maupun bacaannya.

“Saya berbicara selaku putra aceh, banyak diantara kita belajar shalat pada saat dulu kita masih kecil, kemudian ilmu (shalat) kita pada masa kecil itu tidak pernah kita upgrade (ditingkatkan), jadi otomatis tidak pernah naik kelas,” jelasnya.

Lanjutnya, kejayaan Islam bisa dilihat dari kemakmuran masjidnya pada waktu shalat berjamaah. Ia mengajak para orangtua untuk membawa dan membiasakan anak-anaknya mulai dari kecil untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.

“Bisikkan kepada anak kita, wahai anak-anakku beridirilah disampingku atau dibelakangku, karena kelak nanti jika aku sudah tiada maka engkau-lah yang akan beridiri pada posisi shaf ayahmu yang sekarang ini,” ujarnya.

Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan selalu maka sekitar lima atau sepuluh tahun ke depan akan terlihat kemakmuran jamaah masjid di tiap-tiap daerah serta dengan itu juga ummat muslim akan mencapai hidup dengan penuh keikhlasan.

Acara peringatan Isra' Mi'raj tersebut dihadiri oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, Mantan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, serta ribuan jamaah lainnya dari berbagai daerah.

Pewarta: Mabrur Muhammad

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019