Tim Nasional Karate Indonesia meraih 3 medali emas, 7 perak dan 7 perunggu pada hari kedua ejuaraan Karate Asia Tenggara (SEAKF) 2019 di Bangkok, Thailand., Sabtu (13/4).
Dengan tambahan medali itu, Indonesia kini mengoleksi 8 medali emas, 9 perak, dan 17 perunggu, setelah pada hari pertama kejuaraan mengumpulkan 5 emas, 2 perak, dan 10 perunggu, demikian rilis dari PB Forki.
Sumbangan medali emas pada hari kedua itu berasal dari Trie Rantika pada nomor kumite -55 kg putri U-21, Joshua Ignatius kelas -75 kg putra U-21, dan Ari Saputra kelas -55 kg putra senior. Trie menjadi juara setelah menundukkan karateka Malaysia Shahmalaroni Chandran, Joshua mengalahkan karateka Vietnam Do Ba Phuang Nam, dan Ari menaklukkan karateka Vietnam Vo Van Manh.
"Untuk target medali, 8 keping emas yang kami peroleh sampai hari kedua sudah memenuhi target. Tapi semoga saja kami masih bisa menambah medali emas karena besok (Minggu, 14/4) masih ada dua nomor yang dipertandingkan, yakni kumite beregu putra dan putri," kata manajer timnas Yusran Arief.
Prestasi ini patut diapresiasi, apalagi perolehan medali emas tahun ini meningkat dari tahun lalu yang 7 medali emas.
Indonesia kini sementara menempati posisi ke-4 perolehan medali sementara setelah Vietnam dengan 20 emas, 19 perak, dan 25 perunggu, diikuti Thailand 13 emas, 8 perak, dan 27 perunggu, dan posisi ketiga dikuasai Malaysia dengan 9 emas, 12 perak, dan 16 perunggu atau hanya unggul 1 keping emas atas Indonesia.
Hasil ini belum sepenuhnya menjadi gambaran kekuatan SEA Games 2019 Filipina karena yang bertanding melibatkan kadet junior dan U-21. Tapi, setidaknya hal itu bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas, termasuk mewaspadai kebangkitan Vietnam yang merajai SEAKF 2019.
"Pada dasarnya untuk strategi menghadapi SEA Games 2019 kami sudah mengetahui negara-negara mana saja yang harus diwaspadai. Dan pada SEAKF ini Vetnam, Malaysia, dan Thailand full team dengan timnasnya. Mereka juga mengirim dua orang dalam satu kelas. Sementara Indonesia belum menurunkan full team karena timnas kita terbagi dua, yakni ada yang ke Kejuaraan WKF Primer League Maroko," kata Yusran.
Sekjen PB Forki Raja Sapta Ervian menilai hasil SEAKF 2019 bisa menjadi salah satu rujukan peta persaingan pada SEA Games 2019 Filipina. Karena itu, PB Forki akan terus menggenjot kualitas tim demi menghadapi persaingan sesungguhnya di Filipina, salah satunya dengan memperbanyak jam terbang atlet baik di dalam maupun di luar negeri.
"Bahkan, pada Senin (15/4) kami akan mengirimkan tim nasional lainnya ke Kejuaraan WKF Premier League di Rabat, Maroko. Selain memburu poin Olimpiade 2020, tentu kami ingin mereka juga lebih siap jika mereka terpilih masuk tim SEA Games 2019," kata Ervian.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
Dengan tambahan medali itu, Indonesia kini mengoleksi 8 medali emas, 9 perak, dan 17 perunggu, setelah pada hari pertama kejuaraan mengumpulkan 5 emas, 2 perak, dan 10 perunggu, demikian rilis dari PB Forki.
Sumbangan medali emas pada hari kedua itu berasal dari Trie Rantika pada nomor kumite -55 kg putri U-21, Joshua Ignatius kelas -75 kg putra U-21, dan Ari Saputra kelas -55 kg putra senior. Trie menjadi juara setelah menundukkan karateka Malaysia Shahmalaroni Chandran, Joshua mengalahkan karateka Vietnam Do Ba Phuang Nam, dan Ari menaklukkan karateka Vietnam Vo Van Manh.
"Untuk target medali, 8 keping emas yang kami peroleh sampai hari kedua sudah memenuhi target. Tapi semoga saja kami masih bisa menambah medali emas karena besok (Minggu, 14/4) masih ada dua nomor yang dipertandingkan, yakni kumite beregu putra dan putri," kata manajer timnas Yusran Arief.
Prestasi ini patut diapresiasi, apalagi perolehan medali emas tahun ini meningkat dari tahun lalu yang 7 medali emas.
Indonesia kini sementara menempati posisi ke-4 perolehan medali sementara setelah Vietnam dengan 20 emas, 19 perak, dan 25 perunggu, diikuti Thailand 13 emas, 8 perak, dan 27 perunggu, dan posisi ketiga dikuasai Malaysia dengan 9 emas, 12 perak, dan 16 perunggu atau hanya unggul 1 keping emas atas Indonesia.
Hasil ini belum sepenuhnya menjadi gambaran kekuatan SEA Games 2019 Filipina karena yang bertanding melibatkan kadet junior dan U-21. Tapi, setidaknya hal itu bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas, termasuk mewaspadai kebangkitan Vietnam yang merajai SEAKF 2019.
"Pada dasarnya untuk strategi menghadapi SEA Games 2019 kami sudah mengetahui negara-negara mana saja yang harus diwaspadai. Dan pada SEAKF ini Vetnam, Malaysia, dan Thailand full team dengan timnasnya. Mereka juga mengirim dua orang dalam satu kelas. Sementara Indonesia belum menurunkan full team karena timnas kita terbagi dua, yakni ada yang ke Kejuaraan WKF Primer League Maroko," kata Yusran.
Sekjen PB Forki Raja Sapta Ervian menilai hasil SEAKF 2019 bisa menjadi salah satu rujukan peta persaingan pada SEA Games 2019 Filipina. Karena itu, PB Forki akan terus menggenjot kualitas tim demi menghadapi persaingan sesungguhnya di Filipina, salah satunya dengan memperbanyak jam terbang atlet baik di dalam maupun di luar negeri.
"Bahkan, pada Senin (15/4) kami akan mengirimkan tim nasional lainnya ke Kejuaraan WKF Premier League di Rabat, Maroko. Selain memburu poin Olimpiade 2020, tentu kami ingin mereka juga lebih siap jika mereka terpilih masuk tim SEA Games 2019," kata Ervian.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019