Fenomena cuaca berupa angin kencang puting beliung telah menghantam tiga rumah terutama bagian atap dengan menimbulkan dampak kerusakan sedang di Kampung (Desa) Bale Atu, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Aceh, Jumat..

"Puting beliung di Bener Meriah terjadi sore ini, sekitar pukul 16.15 WIB. Ada tiga rumah yang rusak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh.

Ia menerangkan, ketiga rumah milik wargat tersebut, yakni milik Ridwan (45), yang mengalami rusak berat karena seluruh atap di bagian dapur dihempas angin puting beliung hingga ke arah samping rumahnya.

Lalu rumah milik Marianto (40), terdapat dua lembar seng diterbangkan angin ke udara, sehingga ketika jatuh ke bawah mengenai etalase jualan nasi bungkus pemilik rumah ini.

Terakhir rumah Ayom Handoyo (35), yang dua seng rumah terbang ke udara. Padahal rumah tersebut dalam keadaan kosong, oleh karena pemiliknya yang sedang pulang kampung ke Sumatera Selatan.

"Kronologisnya, ketika terjadi hujan sedang dan disertai angin kencang, tiba-tiba awan hitam datang, dan pusaran angin langsung menyambar ketiga rumah itu," terang dia.

Ia mengaku, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah membantu korban terdampak, lalu membersihkan puing-puing atap rumah, dan memasang tenda darurat bagi keluarga korban untuk bermalam.

"Totalnya tiga keluarga, dan 13 orang menjadi korban. Tim BPBD telah memasang tenda darurat di rumah milik Ridwan, dan melakukan perbaikan di rumah lainnya secara darurat," ucap Dadek.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, angin kencang puting beliung terjadi akibat dampak dari fenomena pusaran Eddy di wilayah Aceh.

"Pusaran Eddy ini terpusat di Samudera Hindia, lebih tepatnya sebelah tenggara Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang Aceh, Zakaria Ahmad.

Ia menyebut, akibat yang ditimbulkan dari fenomena ini di wilayah udara Aceh sangat mudah terbentuk awan konvergen dengan pergerakan angin mengarah ke pusat fenomena Eddy.

Terkumpul massa udara, kemudian menjadi awan tebal dan berpotensi hujan serta angin puting beliung untuk daerah dataran tinggi di provinsi paling barat Indonesia ini, katanya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019