Populasi gajah sumatera dalam kondisi kritis dari ancaman kepunahan mengingat data terakhir menunjukkan binatang dilindungi itu  di Aceh hanya tersisa sekitar 500 ekor.

Hal itu dikatakan Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo di Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Desa Ie Jeureungeh, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Sabtu (27/4).

“Aceh merupakan masa depan pelestarian gajah sumatera, sehingga sangat penting untuk menyelamatkan gajah,” kata Sapto.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan gajah sumatera dalam ancaman kepunahan.

Gajah yang merupakan aset penting yang dimiliki Aceh, bahkan Indonesia tersebut semakin hari akan semakin berkurang, karena maraknya perburuan gading gajah. 
 
“Sekarang posisi gajah sudah semakin kritis dari ancaman kepunahan maka kalau tidak melakukan upaya pelestarian terutama di Aceh, gajah itu akan terancam punah,” jelasnya.

Sapto bersama Danpomdan Iskandar Muda Kolonel CPM Zulkarnain, SH serta para aktivis pencinta lingkungan menyambangi CRU Sampoiniet, Jumat. Tujuannya dalam rangka operasi Gaktib Waspada Wira Rencong 2019 yang saban tahun dilakukan TNI. Salah satunya targetnya ialah mencegah perdagangan satwa liar.

“Pak Danpomdan sudah komitmen untuk memerangi perdagangan satwa liar. Baliau juga menyatakan tidak hanya di CRU Sampoiniet ini, nanti semua wilayah di Aceh termasuk CRU lain akan menurunkan anggotanya untuk membantu BKSDA dalam memerangi perdagangan satwa liar dilindungi,” ujar Sapto.

Kata Sapto, di Aceh terdapat sebanyak tujuh CRU gajah. Pembentukannya berdasarkan kerjasama BKSDA Aceh bersama pihak swasta serta pemerintah setempat dan beberapa lembaga swadaya masyarakat. Kemudian di CRU tersebut ditempatkan gajah-gajah jinak. 

"Gajah jinak itu kita tempatkan secara full time,  guna mencegah dan menghalau gajah-gajah liar yang masuk dalam perkebunan masyarakat,  serta melakukan patroli gajah," pungkasnya.

Pewarta: Khalis

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019