Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah mengatakan rencana kerja sama Aceh dan Iran di bidang minyak kelapa sawit akan semakin memperluas pangsa pasar komoditas tersebut di tingkat internasional.
"Saya melihat potensinya cukup besar karena beberapa negara utama yang kita ekspor kelapa sawit mulai menguranginya," kata dia saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Ia melihat mulai berkurangnya impor minyak kelapa sawit oleh beberapa negara seperti India, China, dan Uni Eropa, membuat Indonesia harus bisa melirik negara lain sebagai tujuan ekspor.
"Jadi, ini bisa mengganti pasar yang semakin sulit kita akses seperti Uni Eropa, China dan India," katanya.
Meskipun demikian, ia juga mengingatkan untuk jangka panjang Indonesia perlu menyiapkan industri hilir agar mengolah minyak kelapa sawit menjadi beberapa produk olahan lain.
Baca juga: Minyak sawit Aceh berpeluang diekspor ke Iran
Industri hilir tersebut bertujuan agar produk olahan minyak kelapa sawit memiliki nilai tambah tinggi dan membantu pertumbuhan ekonomi nasional serta neraca perdagangan.
Oleh sebab itu, ia menyarankan pemerintah segera menyiapkan industri hilir agar minyak kelapa sawit tidak hanya diekspor namun juga bisa diolah dalam negeri.
Sekretaris Atase Bidang Ekonomi Kedutaan Iran untuk Indonesia Mohammad Hassan Tavakoli mengatakan, Provinsi Aceh memiliki peluang besar untuk mengekspor minyak kelapa sawit langsung ke Iran tanpa ada perantara.
"Kami telah mendapatkan metode, serta peluang-peluang kerja sama di Aceh dan telah ada kesepakatan secara verbal, seperti misalnya para produser minyak sawit yang bisa langsung melakukan ekspor ke Iran tanpa perantara," kata Mohammad Hassan Tavakoli saat melakukan kunjungan ke Provinsi Aceh.
Hassan Tavakoli menyebutkan bahwa kunjungan saat ini merupakan yang pertama kali dilakukan dirinya ke Provinsi Aceh.
"Dengan Kadin, para pelaku ekonomi di Aceh kami telah melakukan perbincangan, dalam perbicangan ini kami telah mengenal lebih dekat kapasitas pelaku bisnis dari Aceh, demikian juga potensial yang ada di Iran kami perkenalkan di Aceh," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Saya melihat potensinya cukup besar karena beberapa negara utama yang kita ekspor kelapa sawit mulai menguranginya," kata dia saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Ia melihat mulai berkurangnya impor minyak kelapa sawit oleh beberapa negara seperti India, China, dan Uni Eropa, membuat Indonesia harus bisa melirik negara lain sebagai tujuan ekspor.
"Jadi, ini bisa mengganti pasar yang semakin sulit kita akses seperti Uni Eropa, China dan India," katanya.
Meskipun demikian, ia juga mengingatkan untuk jangka panjang Indonesia perlu menyiapkan industri hilir agar mengolah minyak kelapa sawit menjadi beberapa produk olahan lain.
Baca juga: Minyak sawit Aceh berpeluang diekspor ke Iran
Industri hilir tersebut bertujuan agar produk olahan minyak kelapa sawit memiliki nilai tambah tinggi dan membantu pertumbuhan ekonomi nasional serta neraca perdagangan.
Oleh sebab itu, ia menyarankan pemerintah segera menyiapkan industri hilir agar minyak kelapa sawit tidak hanya diekspor namun juga bisa diolah dalam negeri.
Sekretaris Atase Bidang Ekonomi Kedutaan Iran untuk Indonesia Mohammad Hassan Tavakoli mengatakan, Provinsi Aceh memiliki peluang besar untuk mengekspor minyak kelapa sawit langsung ke Iran tanpa ada perantara.
"Kami telah mendapatkan metode, serta peluang-peluang kerja sama di Aceh dan telah ada kesepakatan secara verbal, seperti misalnya para produser minyak sawit yang bisa langsung melakukan ekspor ke Iran tanpa perantara," kata Mohammad Hassan Tavakoli saat melakukan kunjungan ke Provinsi Aceh.
Hassan Tavakoli menyebutkan bahwa kunjungan saat ini merupakan yang pertama kali dilakukan dirinya ke Provinsi Aceh.
"Dengan Kadin, para pelaku ekonomi di Aceh kami telah melakukan perbincangan, dalam perbicangan ini kami telah mengenal lebih dekat kapasitas pelaku bisnis dari Aceh, demikian juga potensial yang ada di Iran kami perkenalkan di Aceh," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019