Budidaya udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) yang kini mulai dikembangkan oleh kalangan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, sudah berhasil menembus pemasarannya ke pasar domestik maupun internasional.

"Kami sangat bersyukur karena dengan membudidaya udang Vaname sudah berhasil menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan mengangkat nama Aceh Barat dalam pengembangan budidaya udang," kata Amiruddin seorang pengusaha udang di Aceh Barat kepada Antara, Minggu di Meulaboh.

Menurutnya, setiap pekannya para petani di daerah itu mampu menjual udang tersebut ke pasar dalam negeri dan luar negeri mencapai 5-10 ton  guna memenuhi kebutuhan konsumsi udang termasuk di pasar internasional.

Baca juga: Udang windu prospektif di Lhokseumawe

Udang tersebut selama ini dikirim ke Kota Medan, Sumatera Utara dan kemudian diekspor ke sejumlah negara di Asean termasuk negara Tiongkok maupun negara lainnya.

Namun, karena rendahnya harga jual udang segar yang saat ini turun menjadi Rp40 ribu per kilogram, membuat kalangan pengusaha dan masyarakat mengeluh karena biaya untuk melakukan budidaya udang tersebut membutuhkan modal yang tidak sedikit.

"Kami berharap pemerintah dapat menjaga stabilitas harga jual udang di pasar domestik dan internasional, sehingga petambak tidak ikut dirugikan," tambah Amiruddin.

Baca juga: BPBAP Aceh Besar tebar sejuta bibit udang

Ia mengakui, saat ini setiap bulannya petambak di Aceh Barat mampu memanen udang vaname paling sedikit sekitar 20 ton setiap bulannya dengan masa panen udang setiap 15 hari sekali.

Pengembangan usaha tersebut juga telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar karena sebagian besar warga lokal turut dilibatkan sebagai pekerja di lokasi tambak, jelasnya.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019