Calang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Jaya menyatakan pengembangan budidaya udang vaname di wilayah tersebut terus berkembang menyusul tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di sektor tersebut.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Jaya, Abdullah di Calang, Rabu mengatakan jumlah kawasan pengembangan udang vaname di daerah tersebut seluas 78 hektare yang tersebut di delapan kecamatan.
“Pengembangan udang vaname di Kabupaten Aceh Jaya khususnya ada yang dilakukan secara intensif dan ada juga pengembangannya masih menggunakan metode secara tradisional,” katanya.
Ada pun beberapa kecamatan di Aceh Jaya telah mengembangkan udang vaname yaitu Jaya, Indra Jaya, Sampoiniet, Darul Hikmah, Setia Bakti, Krueng Sabee, Panga dan Teunom.
Ia menyebutkan untuk produksi budidaya udang vaname dengan pendekatan teknologi intensif di daerah tersebut mampu menghasilkan sebanyak 25-30 ton per hectare untuk sekali panen.
Abdullah menambahkan total produksi udang vaname di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2020 sebanyak 284,4 ton yang tersebar di kecamatan yang ada dalam kabupaten itu.
“Kita terus menggalakkan pengembangan udang vaname ini dan Pemkab Aceh Jaya membuka kesempatan kepada semua pihak yang ingin berinvestasi di sektor ini khususnya. Saat ini pengusaha yang mengembangkan usaha ini tidak hanya masyarakat di Aceh Jaya tapi ada juga di luar kabupaten ini,” katanya.
Abdullah menambahkan untuk menjaga lingkungan, sesuai dengan arahan Bupati, pihaknya mewajibkan semua perusahaan budidaya udang vaname menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga tidak ada lagi pengelola yang langsung membuang limbah tambak ke perairan yang nanti dapat berdampak pada ekosistem lainnya.
Menurut dia tambak udang yang ada di Aceh Jaya tersebut termasuk yang terbesar produksi untuk wilayah Barat-Selatan Aceh.