Khairun Nasyrah, mahasiswi prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh berhasil meraih medali emas pada cabang perlombaan Hifdzil Qur’an 10 Juz di Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) ke IX di Malang, Jawa Timur.

Mahasiswi kelahiran 1999 ini menorehkan prestasi dan mengharumkan nama Aceh di pentas nasional setelah mengalahkan sejumlah peserta lainnya dari 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia yang mengikuti Pionir itu.

Ia bercerita awalnya tak menyangka bisa mendapatkan juara satu dikarenakan waktu persiapan yang sangat singkat.

“Perasaan pastinya senang, terharu, gak pernah menyangka bisa sampai dititik ini, karena teman-teman saya yang ikut Hifdzil 10 juz dari PTKIN lainnya juga bagus-bagus,” katanya, Senin (22/7) pagi.

Nasyrah, mahasiswi semester dua yang masih menempuh pendidikan di jenjang kuliah pada UIN Ar-Raniry tersebut mengatakan pengalaman di pentas nasional sampai mempoleh medali emas ini sangat berkesan.

“Jadi saya awalnya gak ada kepikir untuk juara, yang penting saya berusaha tampil maksimal, itu aja,” jelasnya.

Kegiatan menghafal Al-Quran tersebut memang sudah dijalani nya dalam beraktivitas sehari-hari. Ia mengungkapkan menghafalkan Al-Qur’an memang sudah menjadi hal yang wajib bagi muslim.

“Untuk persiapan, saya gak punya persiapan khusus karena muraja’ah hafalan emang kegiatan rutin saya, ditambah waktu yang sangat singkat dan bertepatan seminggu sebelum Pionir saya harus menjalani ujian akhir semester, jadi persiapan nya tidak terlalu matang,” ujarnya.

Meski pun dengan persiapan yang terbilang sangat minim dan tidak terlalu sempurna, tapi ia bersyukur karena bisa membawa pulang medali emas ke Aceh.

Mahasiswi yang sebelumnya pernah menorehkan berbagai penghargaan pada Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) tersebut mengingatkan kepada semua orang untuk senantiasa dekat dengan Al-Qur’an.

“Hidup menjadi berkah dibawah naungan Al-Qur'an,” sebut Nasyrah.

Atas torehannya tersebut ia mengatakan sangat bersyukur kepada Allah yang telah memudahkan jalannya dan berterimakasih atas dukungan dari kedua orang tua nya.

“Karena mereka yang paling support dan sangat berperan dalam keberhasilan saya, kemudian juga kepada guru-guru dan ustadz-ustadzah yang senantiasa membimbing dan mendo'akan saya, juga kepada seluruh pihak yang ikut mendukung saya selama ini,” ujarnya.

Pionir merupakan event terbesar PTKIN se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama secara bergilir setiap dua tahun sekali.

UIN Ar-Raniry berhasil menorehkan namanya di peringkat 16 dari 58 PTKIN lainnya di seluruh Indonesia dengan perolehan empat medali yakni, satu emas, satu perak dan dua perunggu dari cabang perlombaan berbeda.

Sebelumnya, UIN Ar-Raniry Banda Aceh pernah meraih juara umum pada event akbar dua tahun silam ketika menjadi tuan rumah.
 

Pewarta: Mabrur

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019